kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.953.000   -3.000   -0,15%
  • USD/IDR 16.500   45,00   0,27%
  • IDX 6.828   -98,48   -1,42%
  • KOMPAS100 988   -16,47   -1,64%
  • LQ45 764   -13,30   -1,71%
  • ISSI 218   -2,39   -1,08%
  • IDX30 396   -7,05   -1,75%
  • IDXHIDIV20 467   -8,64   -1,82%
  • IDX80 111   -1,85   -1,64%
  • IDXV30 114   -1,16   -1,00%
  • IDXQ30 129   -2,13   -1,62%

BREAKING NEWS: Kardinal Prevost dari Amerika Serikat Terpilih Menjadi Paus Leo XIV


Jumat, 09 Mei 2025 / 00:35 WIB
BREAKING NEWS: Kardinal Prevost dari Amerika Serikat Terpilih Menjadi Paus Leo XIV
Yang baru saja terpilih Paus Leo XIV, Kardinal Robert Prevost dari Amerika Serikat tampak di balkon Basilika Santo Petrus, di Vatikan, 8 Mei 2025. REUTERS/Guglielmo Mangiapane


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - VATIKAN. Kardinal asal Amerika Serikat (AS), Robert Prevost, terpilih sebagai pemimpin baru Gereja Katolik pada Kamis (waktu setempat). Ia memilih nama kepausan Leo XIV dan menjadi paus pertama yang berasal dari Amerika Serikat.

Pengumuman pemilihan disampaikan oleh Kardinal Dominique Mamberti dari Prancis melalui pernyataan berbahasa Latin “Habemus Papam” (Kita memiliki seorang paus) di hadapan puluhan ribu umat yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus, Vatikan.

Sekitar 70 menit setelah asap putih muncul dari cerobong Kapel Sistina, tanda bahwa 133 kardinal telah mencapai mufakat, Paus Leo XIV tampil di balkon tengah Basilika Santo Petrus.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Paus Baru Terpilih, Asap Putih Mengepul dari Cerobong Kapel Sistina

Prevost, 69 tahun, berasal dari Chicago. Ia menghabiskan sebagian besar karier imamatnya sebagai misionaris di Peru, dan baru diangkat menjadi kardinal pada tahun 2023. Ia dikenal jarang tampil di hadapan publik dan relatif sedikit memberikan wawancara kepada media.

Leo XIV menjadi Paus ke-267 dalam sejarah Gereja Katolik, menggantikan Paus Fransiskus yang wafat bulan lalu. Fransiskus, paus pertama dari Amerika Latin, memimpin selama 12 tahun dan dikenal luas karena upayanya membuka Gereja terhadap dunia modern.

Selama masa kepemimpinannya, Fransiskus mendorong berbagai reformasi dan membuka ruang diskusi mengenai isu-isu kontroversial, seperti penahbisan perempuan dan penerimaan umat Katolik LGBT.

Baca Juga: Pemilihan Paus: Dari Asap Putih hingga Pengumuman Habemus Papam

Menjelang konklaf, para kardinal terbagi pandangan: sebagian menyerukan kelanjutan visi keterbukaan Fransiskus, sementara yang lain menginginkan kembalinya tradisi lama Gereja.

Selanjutnya: Dorong Ekonomi, HM Sampoerna Kembangkan SDM Unggul



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×