kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45932,69   4,34   0.47%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Eropa Patut Cemas, Muncul Risiko yang Tak Pernah Terjadi Sebelumnya Soal Pasokan Gas


Selasa, 04 Oktober 2022 / 06:39 WIB
Eropa Patut Cemas, Muncul Risiko yang Tak Pernah Terjadi Sebelumnya Soal Pasokan Gas
ILUSTRASI. Menurut IEA, Eropa menghadapi risiko yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap pasokan gas alamnya musim dingin ini. REUTERS/Hannah Mckay


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - LONDON. International Energy Agency (IEA) alias Badan Energi Internasional mengeluarkan peringatan muram soal Benua Biru. Menurut IEA, Eropa menghadapi risiko yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap pasokan gas alamnya musim dingin ini setelah Rusia memutus sebagian besar pengiriman melalui pipa. 

Melansir Market Watch, Eropa juga harus bersaing dengan Asia untuk mendapatkan gas cair yang sudah langka dan mahal yang datang dengan kapal.

IEA yang berbasis di Paris mengatakan dalam laporan gas triwulanan yang dirilis Senin (3/10/2022), negara-negara Uni Eropa perlu mengurangi penggunaan gas sebesar 13% selama musim dingin jika terjadi penghentian total dari Rusia di tengah perang di Ukraina. 

Sebagian besar pengurangan itu harus datang dari perilaku konsumen seperti menurunkan termostat sebesar 1 derajat dan menyesuaikan suhu boiler serta konservasi industri dan utilitas.

Uni Eropa pada hari Jumat setuju untuk mengamanatkan pengurangan konsumsi listrik setidaknya 5% selama jam sibuk.

Hanya sedikit gas Rusia yang masih mengalir melalui pipa melalui Ukraina ke Slovakia dan melintasi Laut Hitam melalui Turki ke Bulgaria. Dua rute lain, di bawah Laut Baltik ke Jerman dan melalui Belarusia dan Polandia, telah ditutup.

Baca Juga: Diambang Resesi, Prospek Perekonomian Global Makin Gelap

Bahaya lain dalam penelitian ini adalah akhir musim dingin yang akan sangat menantang, karena cadangan gas bawah tanah mengalir lebih lambat di akhir musim akibat lebih sedikit gas dan tekanan yang lebih rendah di tempat-tempat penyimpanan. 

Uni Eropa telah mengisi penyimpanan gas hingga 88%, lebih banyak dari target sebesar 80% sebelum musim dingin. IEA mengasumsikan 90% pasokan gas akan dibutuhkan dalam skenario cut off aliran gas dari Rusia.

Kondisi saat ini, pelaku bisnis di Eropa telah mengurangi penggunaan gas alam, kadang-kadang hanya menggunakannya untuk aktivitas padat energi seperti membuat baja dan pupuk. Sementara bisnis yang lebih kecil, seperti toko roti, merasakan penurunan biaya yang cukup besar.

Harga gas yang tinggi, yang digunakan untuk memanaskan rumah, menghasilkan listrik, dan sejumlah proses industri mendorong inflasi konsumen melonjak sebesar 10% di 19 negara anggota Uni Eropa yang menggunakan euro. Kondisi ini melemahkan begitu banyak daya beli konsumen yang diprediksi oleh para ekonom sehingga bisa memicu resesi di akhir tahun ini dan awal tahun depan.

Baca Juga: Dituding Jadi Dalang Kebocoran Pipa Gas Nord Stream, Kremlin: Itu Konspirasi Bodoh




TERBARU

[X]
×