kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.093.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.430   24,00   0,15%
  • IDX 7.937   83,06   1,06%
  • KOMPAS100 1.111   9,35   0,85%
  • LQ45 809   4,06   0,50%
  • ISSI 272   3,87   1,45%
  • IDX30 420   2,48   0,59%
  • IDXHIDIV20 486   1,71   0,35%
  • IDX80 123   0,86   0,71%
  • IDXV30 133   -0,09   -0,07%
  • IDXQ30 136   1,05   0,78%

Hubungan Pahit Israel dan Negara-Negara Arab


Senin, 15 September 2025 / 15:44 WIB
Hubungan Pahit Israel dan Negara-Negara Arab
ILUSTRASI. Para menteri luar negeri Liga Arab ambil bagian dalam pertemuan darurat di markas Liga di Kairo pada 9 Maret 2015. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany.


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Serangan udara Israel ke Qatar pekan lalu berpotensi memicu keretakan baru dengan negara-negara Arab yang pada Senin (15/9/2025) ini menggelar pertemuan.

Peristiwa tersebut membuka babak baru dalam sejarah panjang penuh konflik sejak berdirinya Israel pada 1948, yang ditandai dengan perang berulang kali serta periode damai yang rapuh.

Baca Juga: Liga Arab Kecam Serangan Israel ke Qatar, Desak Dunia Akhiri Standar Ganda

Berikut dinamika hubungan Israel dengan sejumlah negara Arab utama:

Mesir

Mesir, negara Arab terpadat, terlibat perang dengan Israel pada 1948, 1956, 1967, dan 1973. Namun, Mesir menjadi negara Arab pertama yang menandatangani perjanjian damai dengan Israel pada 1978 melalui Kesepakatan Camp David. Presiden Anwar Sadat yang meneken perjanjian itu dibunuh tiga tahun kemudian.

Meski tak populer di mata publik, perjanjian damai menjadi pilar penting kebijakan luar negeri dan keamanan Mesir, termasuk hubungannya dengan AS.

Kedua negara bekerja sama dalam minyak dan gas, meski perdagangan lain masih minim. Mesir dengan tegas menolak wacana relokasi warga Gaza ke Semenanjung Sinai.

Baca Juga: Serangan Israel Renggut 53 Nyawa di Gaza, Negara-Negara Arab Kutuk ‘Genosida’

Yordania

Yordania menandatangani perjanjian damai dengan Israel pada 1994. Negara ini memiliki ikatan erat dengan Palestina, dengan lebih dari separuh penduduknya diperkirakan berdarah Palestina.

Yordania menguasai Tepi Barat dan Yerusalem Timur pada 1948 hingga direbut Israel pada perang 1967.

Dinasti Hashemite yang memimpin Yordania juga menjadi penjaga situs suci Muslim dan Kristen di Yerusalem sejak 1924.

Meski perdamaian penting bagi keamanan dan hubungan dengan AS, kebijakan Israel terhadap Palestina kerap memicu kemarahan publik Yordania.

Baca Juga: 10 Negara Menolak Palestina Merdeka, Salah Satunya Tetangga Indonesia

Uni Emirat Arab (UEA)

UEA mengejutkan dunia Arab pada 2020 dengan menormalisasi hubungan melalui Abraham Accords yang dimediasi Donald Trump.

Normalisasi ini memperkuat kerja sama menghadapi ancaman Iran dan kelompok Islamis, serta meningkatkan peran ekonomi dan geopolitik UEA.

Namun, perang Gaza dan ekspansi permukiman Israel di Tepi Barat melemahkan tujuan UEA untuk mendorong terbentuknya negara Palestina.

Serangan Israel ke Qatar kini menempatkan hubungan UEA–Israel dalam posisi sulit.

Bahrain, Sudan, dan Maroko

Bahrain mengikuti langkah UEA menormalisasi hubungan. Maroko memperkuat relasi dengan imbalan pengakuan AS atas klaimnya di Sahara Barat.

Sudan sempat bergabung dalam Abraham Accords, tetapi gagal menuntaskan normalisasi karena terjerat konflik internal.

Baca Juga: KTT Darurat Arab-Islam: Qatar & Turki Bahas Serangan Israel

Arab Saudi

Sebagai penjaga situs paling suci Islam, Arab Saudi konsisten mendukung Palestina. Pada 2000, Riyadh memprakarsai inisiatif perdamaian Arab yang menawarkan normalisasi penuh jika Israel mendirikan negara Palestina dengan Yerusalem sebagai ibu kota.

Belakangan, Arab Saudi disebut-sebut semakin dekat dengan normalisasi, namun perang Gaza dan serangan Israel ke Qatar membuat prospek itu makin suram.

Suriah

Israel merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah pada 1967 dan menganeksasinya pada 1981. Di bawah rezim Assad yang dekat dengan Iran, hubungan kedua negara tetap bermusuhan.

Selama perang sipil Suriah, Israel berulang kali menyerang target pro-Iran di wilayah Suriah. Setelah jatuhnya rezim Assad tahun lalu, Israel meningkatkan serangan ke aset militer Suriah dan memperkuat kehadirannya di selatan negara itu.

Baca Juga: Qatar: Kami Berhak Balas Serangan Israel

Lebanon

Lebanon menjadi rumah bagi banyak pengungsi Palestina dan markas PLO sejak 1970. Israel menyerbu Lebanon pada 1978 dan 1982, serta menduduki wilayah selatan hingga 1990.

Kelompok Hizbullah yang didukung Iran kemudian menjadi musuh utama Israel di perbatasan. Perang tahun lalu akibat konflik Gaza melemahkan Hizbullah, meski akhirnya tercapai gencatan senjata rapuh.

Irak

Israel menghancurkan reaktor nuklir Irak pada 1981. Sejak perang Gaza, Israel berkali-kali menyerang kelompok pro-Iran di Irak.

Yaman

Kelompok Houthi yang didukung Iran melancarkan serangan rudal dan drone ke Israel sejak 2023 terkait perang Gaza. Sebagai balasan, Israel menargetkan pemimpin Houthi serta basis militer mereka dengan serangan udara.

Selanjutnya: Pemerintah Siapkan Program Magang Bagi 20.000 Fresh Graduate, Dapat Gaji UMP

Menarik Dibaca: Ini Tips Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan dari Ahli




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×