Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Pemerintah Korea Selatan mengumumkan telah menandatangani kesepakatan untuk menyediakan vaksin virus corona bagi 44 juta penduduknya di tahun depan. Ini merupakan bagian dari peperangan negara tersebut terhadap gelombang infeksi ketiga.
Pemerintah telah mengatur untuk membeli masing-masing 20 juta dosis dari AstraZeneca Plc, Pfizer Inc, dan Moderna Inc, dan 4 juta dosis lagi dari Johnson & Johnson's Janssen.
Selasa (8/12), Menteri Kesehatan Park Neung-hoo menjelaskan, jumlah itu cukup untuk menutupi hingga 34 juta penduduk Korea Selatan. Sementara, untuk 10 juta vaksin lainnya akan diperoleh melalui proyek vaksin global dari Organisasi Kesehatan Dunia, yang dikenal sebagai COVAX.
Baca Juga: Korut punya fasilitas karantina Covid-19 rahasia, 50.000 orang diprediksi sudah tewas
"Kami awalnya berencana untuk mengamankan vaksin untuk 30 juta orang tetapi memutuskan untuk membeli lebih banyak, karena ada ketidakpastian atas keberhasilan calon vaksin dan persaingan yang ketat antar negara untuk pembelian awal," jelas dia dalam brifing harian.
Pengiriman vaksin akan dimulai paling lambat bulan Maret, tetapi pihak berwenang akan mengamati bagaimana vaksin bekerja di negara lain selama beberapa bulan untuk memastikan keamanan.
Vaksinasi secara luas kemungkinan besar baru akan dimulai pada paruh kedua tahun depan.
Park menambahkan, terlepas dari lonjakan kasus saat ini, keberhasilan Korea Selatan dalam meredam gelombang sebelumnya membuat pemerintah tidak perlu terburu-buru memberikan vaksin.
"Kami tidak melihat kebutuhan untuk segera memulai vaksinasi tanpa memastikan bahwa risiko vaksin telah diverifikasi," ujar dia.
Vaksin pertama kemungkinan besar akan diberikan kepada pekerja medis, orang tua dan orang yang rentan secara medis, dan pekerja sosial.
GELOMBANG INFEKSI
Hari ini, Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) melaporkan 594 kasus virus corona baru hingga tengah malam Senin (7/12). Ini membuat total kasus virus corona di Korea Selatan menjadi 38.755, dengan 552 kematian.
Tidak seperti dua gelombang infeksi sebelumnya di Korea Selatan, yang sebagian besar berfokus pada beberapa fasilitas atau acara, gelombang baru ini didorong oleh kelompok yang lebih kecil dan lebih sulit dilacak yang berasal di dalam dan sekitar wilayah ibu kota Seoul yang padat penduduk.
Wakil Menteri Kesehatan Kang Do-tae menambahkan, pemerintah tidak dapat melacak asal dari 26% kasus, dan tingkat kepositifan melonjak hampir empat kali lipat dalam sebulan menjadi sekitar 4%.
"Jika jarak sosial tidak diterapkan dengan benar, wabah di wilayah Seoul yang lebih besar akan menyebabkan penularan yang lebih besar secara nasional," kata Kang pada pertemuan pejabat kesehatan menurut transkrip dari kementerian kesehatan.
Baca Juga: Terapkan jarak sosial lebih ketat, Seoul dan sekitarnya tutup 130.000 fasilitas
Otoritas kesehatan memperkirakan kasus harian akan berkisar antara 550 dan 750 di minggu ini, dan kemungkinan melonjak hingga 900 pada pekan depan.
Jika prediksi seperti itu akurat, Kang mengatakan sistem kesehatan di Korea Selatan mungkin runtuh.
"Mungkin ada situasi berbahaya di mana menjadi sulit, tidak hanya untuk merawat pasien Covid-19 tetapi juga untuk menyediakan layanan medis penting lainnya," ujar dia.
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada hari Senin menyerukan pengujian virus corona yang diperluas dan pelacakan yang lebih menyeluruh karena infeksi terus meningkat meskipun pemberlakuan langkah-langkah jarak sosial yang semakin ketat.