Sumber: The Street | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Bulan lalu, Verizon bikin heboh setelah tiba-tiba mengumumkan bahwa CEO mereka saat itu Hans Vestberg, yang sudah menjabat lebih dari tujuh tahun, digantikan oleh Dan Schulman, mantan CEO PayPal.
Melansir The Street, Schulman resmi mulai bertugas sebagai CEO Verizon pada 6 Oktober, dan ia langsung mengambil langkah tegas setelah performa perusahaan terus melemah dalam beberapa bulan terakhir.
Pada kuartal III tahun ini, Verizon kehilangan 7.000 pelanggan pascabayar. Angka itu membuat tingkat pelanggan yang berhenti berlangganan naik menjadi 0,91%, berdasarkan laporan keuangan terbaru. Kondisi ini muncul setelah Verizon menaikkan harga dan mengurangi diskon dalam setahun terakhir.
Kehilangan pelanggan ini juga terjadi di saat konsumen AS makin sensitif soal harga dan semakin sering mempertimbangkan pindah operator karena ingin layanan yang lebih personal.
Mengapa konsumen AS pindah operator seluler?
- 90% pengguna mempertimbangkan alternatif dari operator besar.
- 85% menyebut harga sebagai alasan utama.
- 46% bilang tarif lebih murah adalah alasan utama pindah.
- 33% menomorsatukan kualitas jaringan.
Saat konferensi hasil keuangan 29 Oktober, Schulman bicara lugas: Verizon “belum memenuhi potensinya.”
Baca Juga: Mengapa Dinar Kuwait Tetap Jadi Mata Uang Terkuat Dunia pada 2025?
“Kami tidak memberikan imbal hasil yang diharapkan investor,” ujarnya. “Meski sudah menggelontorkan investasi besar untuk jaringan, kami gagal mengubah itu menjadi kemenangan pasar.”
Dia menyebut kenaikan harga, pengalaman pelanggan yang rumit, persepsi nilai yang buruk, dan kompetisi yang semakin brutal sebagai penyebab pelanggan kabur.
Schulman menegaskan Verizon perlu “bertransformasi secara agresif” dengan budaya yang lebih fokus pelanggan dan eksekusi yang disiplin secara finansial.
PHK Massal Resmi Dimulai
Beberapa hari setelah pernyataan itu, Verizon mengonfirmasi akan memangkas lebih dari 13.000 karyawan.
Dalam memo internal yang bocor ke Business Insider, Schulman menyebut langkah ini sebagai bagian dari upaya perusahaan untuk menyederhanakan operasi dan menghilangkan “kerumitan dan gesekan” yang membuat pelanggan frustrasi.
“Kita harus mengarahkan energi dan sumber daya untuk membawa Verizon ke jalur sukses,” tulisnya.
“Langkah ini untuk membuat kita bergerak lebih cepat, lebih fokus, dan lebih siap menangkap peluang pertumbuhan baru.”
Namun, analis memperingatkan bahwa pemangkasan biaya ini hanya membeli waktu, bukan solusi akhir.
Dominick Miserandino, CEO RTMNexus, mengatakan kepada The Street:
Baca Juga: Saat Warren Buffett Mundur, Dunia Keuangan Menahan Nafas
“PHK ini perlu, tapi hasilnya tergantung apakah Verizon mampu mengubah struktur yang lebih ramping ini menjadi pertumbuhan yang lebih cepat, pengalaman pelanggan yang lebih baik, dan diferensiasi kompetitif.”
Jika hanya memangkas biaya tanpa reinvestasi, katanya:
“Perusahaan mungkin hanya menstabilkan kapal, bukan menentukan arah baru.”
Bagian dari Tren Lebih Besar
Langkah Verizon bukan kasus tunggal. Sepanjang tahun ini, 237 perusahaan teknologi melakukan PHK dengan total lebih dari 114.000 pekerja terdampak.
Dan tren ini tampaknya belum akan berhenti.
Rencana PHK perusahaan AS 2025–2026:
2025:
- 39% perusahaan sudah PHK.
- 35% lainnya berencana mengikuti.
Alasan utama: ketidakpastian ekonomi, kebijakan perdagangan, dan adopsi AI.
2026:
- 6 dari 10 perusahaan kemungkinan PHK lanjutan.
- 37% diperkirakan mengganti pekerjaan manusia dengan AI.
Kara Dennison dari Resume.org merangkum tren ini:
Tonton: Banjir Besar Menerjang Indonesia, Thailand, dan Malaysia
“Perusahaan ingin tenaga kerja yang lebih ramping, adaptif, dan siap teknologi. Untuk para profesional, ini tanda: saatnya belajar ulang, terutama AI dan teknologi baru.”
Kesimpulan
Verizon sedang menghadapi tekanan bisnis besar akibat kehilangan pelanggan dan strategi harga yang tidak populer. CEO baru, Dan Schulman, bergerak cepat dengan restrukturisasi besar-besaran, termasuk PHK 13.000 karyawan. Langkah ini bertujuan membuat perusahaan lebih efisien dan kompetitif, tetapi analis memperingatkan bahwa pemangkasan biaya saja tidak cukup tanpa inovasi dan peningkatan layanan pelanggan.
Kasus Verizon mencerminkan tren lebih luas di dunia korporasi AS: tenaga kerja mengecil, AI naik, dan perusahaan menekan biaya demi bertahan.













