Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
Sejak resmi merdeka pada tahun 2009 lalu, Sudan Selatan dipimpin oleh Presiden Salva Kiir Mayardit, ia juga yang mengesahkan konstitusi baru untuk menggantikan konstitusi lama yang telah berlaku sejak 2005.
Konstitusi ini menetapkan sistem pemerintahan presidensial yang dipimpin oleh seorang presiden sebagai kepala negara, kepala pemerintahan, sekaligus panglima angkatan beresenjata.
Sang presiden juga membentuk Badan Legislatif Nasional yang terdiri dari dua majelis, yakni Majelis Legislatif Nasional yang dipilih langsung, dan Dewan Negara yang merupakan perwakilan negara bagian.
Baca Juga: Chearavanont Brothers, pengusaha pakan ternak orang terkaya di Thailand
Geografi dan demografi
Sudan Selatan memiliki wilayah seluas 619,745 km2, diapit oleh Sudan di utara, Ethiopia di timur, Uganda di selatan, dan Republik Afrika Tengah di barat. Negara ini tidak memiliki garis pantai dan wilayah laut sama sekali. Ibu kotanya terletak di kota Juba, yang juga merupakan kota terbesar di Sudan Selatan.
Populasi di Sudan pada sensus tahun 2019 berjumlah sekitar 12.778.250 jiwa dari beberapa etnis yang berbeda, seperti Nuer, Bari, Azande, dan Shilluk.
Untuk bahasa, Sudan Selatan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa resminya. Sementara itu, ada sekitar 60 bahasa asli yang digunakan oleh penduduknya di seluruh negeri.
Baca Juga: Setelah 18 tahun merdeka dari Indonesia, begini kondisi ekonomi Timor Leste