kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   4.000   0,28%
  • USD/IDR 15.405   0,00   0,00%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Merek Mobil Listrik China Pertama Kalinya Rajai Pasar di Negara Sendiri


Jumat, 28 Juli 2023 / 15:13 WIB
Merek Mobil Listrik China Pertama Kalinya Rajai Pasar di Negara Sendiri
ILUSTRASI. Wuling Hong Guang MINI EV Macaron cars are seen displayed during a media day for the Auto Shanghai show in Shanghai, China April 19, 2021. REUTERS/Aly Song


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  SHANGHAI. Merek-merek mobil buatan China untuk pertama kalinya menguasai pangsa pasar mobil di negaranya sendiri pada Semester pertama 2023, yakni mencapai 53%.

Dikutip dari Reuters, selama ini produsen mobil global yang bermitra dengan pemerintah China bertahun-tahun telah mendominasi pasar di China. Namun mereka lambat untuk beralih ke pasar kendaraan listrik yang saat ini tengah pesat, dengan penawaran yang kompetitif.

Menurut data China Association of Automobile Manufacturers (CAAM), Tesla yang memiliki pabrik produsen mobil listrik terbesar di China menjadi satu-satunya merek asing yang mengambil pangsa pasar mobil listrik di semester pertama tahun ini. Popularitasnya bahkan melampaui BMW.

Baca Juga: Jokowi: Semoga China Bisa Terus Menjadi Mitra Strategis dalam Proyek IKN

Namun hal tersebut harus dibayar mahal karena adanya tekanan tambahan pada margin China akibat perang harga yang brutal tahun ini, beberapa produsen mobil mengurangi produksi dan melakukan PHK, termasuk Toyota dan Mitsubishi.

Meskipun merek-merek tersebut memperoleh sepertiga penjualan globalnya dari China, namun saat ini mereka tidak punya pilihan selain menggandakannya. 

Volkswagen dan GM juga masuk dalam hal ini. Volkswagen sendiri telah dikalahkan oleh BYD sejak akhir 2022 lalu. Perusahaan tersebut kemudian mengumumkan dua perjanjian pada hari Rabu lalu yang bertujuan untuk memperkuat posisinya di China.

Volkswagen menjalin kemitraan dengan Xpeng Inc China untuk membangun dua model baru mulai tahun 2026 yang menampilkan perangkat lunak Xpeng, dan berencana untuk bersama-sama mengembangkan model Audi dan platform baru dengan mitranya di China, SAIC.

Anggota Dewan Volkswagen, Ralf Brandstatter mengatakan kolaborasi besar antara Volkswagen dan Xpeng ini merupakan tonggak penting bagi strategi elektrifikasinya di China.

Baca Juga: Apple Menguji Pengembangan Alat AI Generatif, Apple GPT

Di sisi lain, GM mengalami penurunan 9% dalam penjualan mereknya Buick, Chevrolet, dan Cadillac di China pada semester pertama tahun ini, padahal perusahaan ini telah mengandalkan kendaraan listrik yang dikembangkan di atas platform Ultium untuk membalikkan keadaan.

GM telah menjual lebih dari 12.000 mobil listrik berbasis Ultium sejak model pertamanya Cadillac Lyriq, mulai dijual sejak tahun yang lalu. Bulan lalu, GM terpaksa memangkas harga mobil mewahnya Lyriq sebesar 14% di China.

"Kita harus memiliki mobil listrik yang tepat dengan harga yang tepat dan teknologi yang tepat," kata CEO GM Mary Barra dikutip dari Reuters.

CHINA EV INC Memimpin Pasar

Analis Sino Auto Insights di China, Tu Le mengatakan perusahaan merek VW dan GM secara historis telah menjadi pemimpin di pasar, kedua perusahaan tersebut percaya bahwa mereka dapat menyelamatkan posisi mereka dan melindungi pangsa pasar yang dimiliki saat ini.

"Hal ini menunjukkan betapa pentingnya China bagi ambisi global mereka, dan atas kepercayaan diri yang lebih rendah membuat mereka pada akhirnya dapat merancang, merekayasa, dan membuat produk yang dapat bersaing dengan Tesla dan China EV Inc," katanya.

Perang harga juga telah mengurangi margin bagi para produsen mobil listrik China, dan hal tersebut juga tetap tidak menguntungkan. Kocek mereka yang lebih dalam memberi produsen mobil asing yang sudah mapan yang bertekad untuk memperjuangkan pangsa pasar di China, kemampuan untuk memainkan permainan yang panjang.

Baca Juga: Digadang Tampil Luar Biasa, GIIAS 2023 akan Pamerkan 49 Merek Kendaraan Bermotor

Sebelumnya, Yang Honghai, Chief Operating Officer Kia China mengatakan pihaknya akan membiarkan pesaingnya bertempur di pasar terlebih dahulu, dan kemudian Kia akan kembali dengan invetasi dan teknologi yang lebih baik untuk mengalahkan pesaingnya.

"Kami tidak menyerah pada pasar tetapi hanya memilih untuk kembali pada waktu yang lebih tepat," katanya. Kia akan memasuki pasar mobil listrik China dengan mobil listrik pertamanya, crossover EV6, melalui impor pada bulan Agustus mendatang.

Merek-merek mobil mewah Jerman seperti BMW, Mercedes Benz, dan Volkswagen, Audi, berhasil mempertahankan pangsa pasarnya di China pada semester pertama setelah menawarkan diskon dealer yang mencapai 25% dalam beberapa kasus.

Baca Juga: Wuling Motors Telah Miliki 112.000 Konsumen Serta 150 Outlet di Indonesia

BMW juga mengumumkan peningkatan investasi dalam pengembangan produk di China dengan pusat penelitian dan pengembangan baru di Shanghai untuk mengembangkan mobil listrik yang akan dijual secara global.

CEO platform perdagangan mobil listrik China xChuxing,  He Lei mengatakan merek-merek mobil Jerman diuntungkan oleh skala global yang signifikan, "Mereka juga terus mengejar kompetitor China dengan produk yang dikembangkan di China. Bagaimana mungkin mereka tidak kompetitif?" katanya.

Kalahnya Merek Mobil Asing di China

Atas perang harga di industri mobil listrik tersebut membuat beberapa perusahaan mundur.

Mitsubishi Motors misalnya, telah menutup pabrik yang dijalankannya dengan mitra usaha patungan yang membuat SUV Outlander sementara kedua perusahaan mencoba menegosiasikan restrukturisasi setelah penurunan penjualan yang tajam.

Sementara itu Toyota telah turun ke posisi No. 3 di China pada semester pertama, ini juga telah memperlambat produksi di pabrik patungan yang membuat mobil listrik bZ4X dan melakukan PHK pada 1.000 pekerja kontrak.

Baca Juga: Ini Deretan Pencapaian Wuling Motors Selama 6 Tahun di Pasar Otomotif Indonesia

Manajemen Nissan sendiri menyampaikan akan membawa empat model mobil barunya ke China, termasuk mobil listrik. Bahkan dalam minggu ini Nissan akan mempertimbangkan untuk mengekspor mobil dari China ke wilayah lain untuk mengambil keuntungan dari keunggulan biaya di China. 

Ini merupakan sebuah strategi yang juga dilakukan oleh Tesla, BMW, Ford, dan Renault.

Bill Russo dari Automobility, sebuah konsultan industri di Shanghai. mengatakan China bukan hanya tempat untuk menjual mobil, tapi juga sebagai tempat untuk mendorong skala ekonomi, yang menurunkan biaya dan meningkatkan kemampuan untuk bersaing secara internasional.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×