kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   -25.000   -1,30%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Perseteruan Musk-Trump Ancam Kontrak Miliaran Dolar SpaceX dan Program Antariksa AS


Jumat, 06 Juni 2025 / 15:21 WIB
Perseteruan Musk-Trump Ancam Kontrak Miliaran Dolar SpaceX dan Program Antariksa AS
ILUSTRASI. CEO Tesla dan pemilik X, Elon Musk, memberi isyarat selama sebuah demonstrasi untuk Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump, sehari sebelum dia dijadwalkan untuk dilantik untuk masa jabatan kedua, di Washington, AS, 19 Januari 2025. REUTERS/Brian Snyder


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Sekitar US$ 22 miliar nilai kontrak pemerintah dengan SpaceX terancam, dan sejumlah program antariksa Amerika Serikat (AS) bisa mengalami perubahan besar akibat perseteruan sengit antara Elon Musk dan Presiden AS Donald Trump pada Kamis (5/6/2025).

Perselisihan ini bermula dari kritik Musk terhadap kebijakan pemotongan pajak dan pengeluaran Trump yang dimulai pekan lalu, dan dengan cepat berkembang tak terkendali. 

Trump menyerang balik Musk saat berbicara di Kantor Oval. Kemudian melalui serangkaian unggahan di platform X, Musk melontarkan sindiran kepada Trump, yang kemudian mengancam akan membatalkan kontrak pemerintah dengan perusahaan-perusahaan milik Musk.

Baca Juga: Hubungan Memanas, Trump Ancam Putus Kontrak Pemerintah dengan Perusahaan Elon Musk

Menanggapi ancaman tersebut dengan serius, Musk menyatakan akan mulai "menghentikan operasional" wahana antariksa Dragon milik SpaceX yang digunakan oleh NASA. 

Di bawah kontrak senilai sekitar US$ 5 miliar, wahana ini merupakan satu-satunya kendaraan AS yang mampu mengangkut astronot ke dan dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), menjadikan SpaceX bagian penting dalam program antariksa nasional.

Perseteruan ini memunculkan pertanyaan seberapa jauh Trump, sosok yang kerap tidak dapat diprediksi dan pernah campur tangan dalam proses pengadaan sebelumnya, akan mengambil langkah untuk menghukum Musk, yang hingga pekan lalu memimpin inisiatif Trump untuk merampingkan pemerintahan federal.

Jika presiden mengutamakan balas dendam politik dan membatalkan kontrak bernilai miliaran dolar dengan NASA dan Pentagon, hal ini dapat memperlambat kemajuan program antariksa AS.

Baca Juga: Jeff Bezos Tidak Takut dengan Kolaborasi Musk-Trump di Bisnis Antariksa

Juru bicara NASA, Bethany Stevens, menolak memberikan komentar terkait SpaceX, namun menyatakan, “Kami akan terus bekerja sama dengan mitra industri kami untuk memastikan tujuan presiden dalam program antariksa tercapai.”

Pertikaian Musk dan Trump memutus hubungan yang belum pernah terjadi sebelumnya antara seorang presiden AS dan pelaku industri, yang sebelumnya menghasilkan berbagai keuntungan penting bagi SpaceX: mulai dari rencana pengalihan program bulan NASA menjadi program Mars, inisiatif pembangunan sistem pertahanan rudal raksasa di luar angkasa, hingga penunjukan pemimpin Angkatan Udara yang mendukung SpaceX dalam pemberian kontrak.

Penghentian Dragon kemungkinan akan mengganggu program ISS, yang melibatkan puluhan negara dalam kesepakatan internasional yang telah berjalan dua dekade. Namun, belum jelas seberapa cepat penghentian tersebut akan dilakukan. NASA saat ini menggunakan wahana Soyuz milik Rusia sebagai alternatif bagi astronotnya menuju ISS.

Kebangkitan SpaceX

SpaceX telah mencapai dominasi jauh sebelum Musk terjun ke politik Partai Republik tahun lalu, dengan membangun pangsa pasar yang kuat dalam peluncuran roket dan komunikasi satelit. Hal ini dinilai para analis dapat memberi perlindungan terhadap dampak perpecahan dengan Trump.

“Ini untungnya tidak akan menjadi bencana besar, karena SpaceX telah berkembang menjadi kekuatan global yang mendominasi sebagian besar industri antariksa. Namun tidak diragukan lagi, hal ini akan menyebabkan kehilangan pendapatan besar dan hilangnya peluang kontrak,” kata Justus Parmar, CEO Fortuna Investments, investor SpaceX.

Dalam beberapa bulan terakhir, di bawah pemerintahan Trump, industri antariksa AS dan sekitar 18.000 tenaga kerja NASA menghadapi ancaman pemutusan hubungan kerja dan pemotongan anggaran yang berpotensi membatalkan puluhan program sains, sementara NASA sendiri belum memiliki administrator yang dikukuhkan.

Calon administrator NASA pilihan Trump, Jared Isaacman, yang merupakan sekutu Musk dan miliarder astronot swasta, tampaknya menjadi korban awal dari perseteruan tersebut ketika Gedung Putih secara mendadak menarik pencalonannya pada akhir pekan, sehingga Musk kehilangan dukungannya untuk memimpin badan antariksa itu.

Baca Juga: Akur Dengan Donald Trump, Meta Sumbang US$ 1 Juta Dolar untuk Pelantikan Presiden AS

Trump pada Kamis menjelaskan pencoretan Isaacman dengan menyebutnya "benar-benar Demokrat."

Ambisi Musk untuk mengirim manusia ke Mars merupakan elemen penting dalam agenda antariksa Trump. Namun, upaya ini dianggap mengancam pendanaan program utama NASA untuk mengirim manusia kembali ke bulan.

Rencana anggaran Trump mengusulkan pembatalan misi Artemis ke bulan setelah misi ketiga, yang secara efektif mengakhiri penggunaan roket Space Launch System (SLS) yang sudah melebihi anggaran.

Namun, versi rancangan undang-undang dari Komite Perdagangan Senat yang dirilis Kamis malam akan mengembalikan pendanaan untuk misi keempat dan kelima, dengan alokasi setidaknya US$ 1 miliar per tahun untuk SLS hingga 2029.

Karena roket SpaceX merupakan alternatif yang lebih murah dibanding SLS, sikap pemerintahan Trump terhadap revisi Senat dalam beberapa pekan ke depan akan menjadi indikator seberapa besar kekuatan politik Musk yang tersisa.

Baca Juga: Trump dan Elon Musk Bahas Efisiensi dan Penghematan di Sebuah Wawancara Eksklusif

Sejak didirikan pada 2002, SpaceX telah memenangkan kontrak senilai US$ 15 miliar dari NASA untuk roket Falcon 9 dan pengembangan Starship, sistem roket multiperan yang direncanakan untuk mendaratkan astronot NASA di bulan pada dekade ini.

Perusahaan ini juga memenangkan kontrak bernilai miliaran dolar untuk meluncurkan sebagian besar satelit keamanan nasional milik Pentagon, serta sedang membangun konstelasi satelit mata-mata besar di orbit untuk badan intelijen AS.

Mantan Wakil Administrator NASA, Lori Garver, mengatakan bahwa membatalkan kontrak SpaceX tidak hanya bertentangan dengan kepentingan AS, tetapi kemungkinan juga ilegal.

Namun ia menambahkan, “CEO yang bertindak di luar kendali dan mengancam untuk menghentikan operasional wahana antariksa, sehingga membahayakan nyawa para astronot, adalah hal yang tidak dapat ditoleransi.”




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×