Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pejabat Amerika Serikat (AS) secara tertutup menyampaikan bahwa tarif semikonduktor yang telah lama dijanjikan mungkin tidak akan diberlakukan dalam waktu dekat, sehingga berpotensi menunda salah satu agenda ekonomi utama Presiden Donald Trump.
Pesan tersebut disampaikan dalam beberapa hari terakhir kepada para pemangku kepentingan di pemerintah dan industri, menurut dua sumber dengan pengetahuan langsung serta seorang lainnya yang mendapat penjelasan mengenai diskusi itu sebagaimana diberitakan Reuters Rabu (19/11/2025).
Baca Juga: Rencana Damai AS: Ukraina Serahkan Wilayah ke Rusia & Kurangi Militer?
Sumber lain yang mengikuti isu ini mengatakan pemerintahan Trump mengambil langkah lebih hati-hati untuk menghindari provokasi terhadap China. Pembahasan internal ini sebelumnya belum pernah diberitakan.
Menurut dua sumber, para penasihat Trump berhati-hati agar langkah tarif tidak memicu kembali perang dagang balas-membalas dan mengganggu pasokan mineral tanah jarang yang penting bagi industri AS.
Mereka menekankan bahwa belum ada keputusan final hingga mendapat persetujuan resmi, dan tarif tiga digit dapat diberlakukan kapan saja.
Trump pada Agustus mengatakan AS akan mengenakan tarif sekitar 100% pada impor semikonduktor, tetapi memberi pengecualian bagi perusahaan yang memproduksi di AS atau berkomitmen untuk melakukannya.
Baca Juga: Indeks Nikkei 225 Melonjak 3% dan Kembali ke 50.000, Ditopang Reli Saham Teknologi
Secara pribadi, para pejabat sebelumnya menyatakan tarif akan segera diluncurkan, namun pandangan itu kini berubah seiring perdebatan internal yang masih berlangsung mengenai waktu dan ruang lingkup kebijakan.
Juru bicara Gedung Putih dan pejabat Departemen Perdagangan membantah adanya perubahan sikap pemerintah.
“Pemerintahan Trump tetap berkomitmen menggunakan seluruh kewenangan eksekutif untuk membawa pulang industri penting bagi keamanan nasional dan ekonomi kita,” kata juru bicara Kush Desai.
“Setiap laporan anonim yang menyatakan sebaliknya hanyalah Fake News.”
Pejabat Departemen Perdagangan menegaskan, “Tidak ada perubahan kebijakan terkait tarif semikonduktor 232.”
Keduanya tidak memberikan rincian mengenai kapan ancaman tarif yang sudah bergulir sejak awal pemerintahan Trump itu akan difinalisasi.
Baca Juga: Ringgit Terpuruk Kamis (20/11) Pagi, Mata Uang Asia Kompak Tertekan terhadap Dolar
Kedutaan Besar China di Washington menyatakan bahwa kerja sama adalah pendekatan terbaik.
“Kami menyambut kerja sama AS–China untuk menerapkan kesepakatan yang dicapai pada KTT Busan dan menciptakan lingkungan kondusif bagi kolaborasi saling menguntungkan, serta menjaga stabilitas rantai pasok semikonduktor global,” ujar juru bicara Liu Pengyu.
Tekanan Inflasi dan Politik Domestik
Setiap keputusan memperlambat atau mempersempit cakupan tarif chip datang pada saat sensitif bagi Trump, yang menghadapi keresahan konsumen atas harga menjelang musim belanja akhir tahun.
Kenaikan tarif impor semikonduktor berpotensi meningkatkan harga barang elektronik dari kulkas hingga ponsel.
Baca Juga: Harga Emas Menguat ke US$4.092 Kamis (20/11) Pagi: Menanti Data Ketenagakerjaan AS
Reuters melaporkan pada September bahwa pemerintahan Trump mempertimbangkan rencana untuk mengenakan pajak pada perangkat elektronik asing berdasarkan jumlah chip yang terkandung di dalamnya.
Trump pekan lalu juga menurunkan tarif atas lebih dari 200 produk pangan, meskipun ia bersikeras bahwa kebijakan tarifnya tidak memberikan kontribusi signifikan terhadap inflasi.
Sementara itu, penutupan pemerintahan AS menghambat rilis data terbaru inflasi, namun tekanan harga masih bertahan di atas target The Fed sejak era Presiden Joe Biden.
Trump juga berupaya menjaga gencatan dagang dengan China. Bulan lalu di Busan, ia bertemu Presiden Xi Jinping dan sepakat menunda eskalasi isu perdagangan.
Meski demikian, menurut dua sumber, pejabat AS dalam pembicaraan itu tetap memperingatkan bahwa Washington dapat mengambil langkah keamanan nasional dalam beberapa bulan mendatang yang mungkin tidak disukai Beijing.
Baca Juga: Bitcoin Ambles: Harga Jatuh di Bawah US$ 89.000, Ini Penyebabnya Menurut Analis
Pemerintahan Trump bertaruh bahwa tarif dapat menghidupkan kembali pekerjaan manufaktur domestik yang hilang ke negara lain, termasuk China.
Pada April lalu, AS membuka penyelidikan terhadap impor farmasi dan semikonduktor sebagai dasar kemungkinan penerapan tarif, dengan alasan ketergantungan pada produksi luar negeri menjadi ancaman keamanan nasional.













