Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Masa Konklaf untuk memilih Paus baru telah berakhir. Kardinal Robert Prevost telah diumumkan sebagai Paus baru dan memilih nama Paus Leo XIV.
Nama Leo kembali dipilih sebagai nama kepausan untuk keempat belas kalinya sepanjang sejarah. Leo kini menyamai Clement sebagai nama kepausan yang paling banyak dipilih.
Di atas Leo dan Clement ada Gregory/Gregorius dan Benedict/Benediktus (16 kali), serta John/Yohanes (23 kali).
Tidak ada aturan tertulis mengenai pemilihan nama Paus. Nama yang dipilih adalah sosok yang memiliki makna dalam tradisi Katolik.
Dennis Doyle, teolog dan profesor emeritus studi agama di Universitas Dayton, menjelaskan bahwa nama yang dipilih oleh seorang Paus baru akan menunjukkan semangat, arah, dan visi tertentu dari Paus baru tersebut.
"Hal pertama yang akan Anda cari adalah, Paus mana yang memiliki nama itu sebelumnya? Itu akan menandakan sesuatu tentang arah yang ingin diambil Paus," kata Doyle, dikutip CBS News.
Baca Juga: Habemus Papam, Simak Profil Robert Francis Prevost yang Terpilih Sebagai Paus Leo XIV
Sejarah Nama Kepausan Leo
Sebelum ini, nama Leo telah dipilih sebanyak 13 kali. Paus Leo I, disebut juga Leo the Great, menjabat dari tahun 440 hingga 461. Ia terkenal karena bertemu dengan Attila the Hun dan membujuknya agar tidak menyerang Roma.
Nama Leo berasal dari bahasa Latin yang berarti "singa," yang menunjukkan kekuatan dan keberanian. Nama Leo diartikan sebagai keberanian dalam melawan kekuatan politik yang menindas di dunia.
Mengutip CBS, Paus Leo I juga dikenal sebagai seorang reformis intelektual dan teologis yang hebat. Beliau menulis Kitab Leo, sebuah dokumen yang memengaruhi doktrin resmi yang mendefinisikan Yesus Kristus sebagai manusia seutuhnya dan juga ilahi sepenuhnya.
Sementara itu, Paus terakhir sebelum ini yang menggunakan nama Leo adalah Paus Leo XIII yang menjabat antara tahun 1878 dan 1903.
Baca Juga: Kardinal Argentina Berharap Visi Paus Fransiskus Tetap Diteruskan
Jasa terbesar Paus Leo XII adalah menulis "Rerum Novarum" yang makna latinnya adalah "Tentang Perubahan Revolusioner."
Rerum Novarum membahas hak-hak pekerja dan kapitalisme di awal era industri dan dianggap sebagai ensiklik sosial Katolik pertama. Tulisan ini berhasil meletakkan dasar bagi pemikiran sosial Katolik modern.
Jika melihat sejarahnya, Kardinal Robert Prevost mungkin memilih nama kepausan Leo karena ingin berkomitmen dalam memajukan ajaran sosial Katolik di dunia saat ini.
Mengutip BBC, mantan teman sekamar beliau, Pendeta John Lydon, menggambarkan Prevost sebagai orang yang ramah, rendah hati, dan sangat peduli dengan orang miskin.
Paus Leo XIV diyakini memiliki pandangan yang sama dengan Paus Fransiskis tentang migran, kaum miskin, dan lingkungan.
Tonton: Ukraina Pertimbangkan Peralihan dari Dolar ke Euro, Ini Penyebabnya