Sumber: foxnews | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Anderson menambahkan bahwa Starbucks siap bernegosiasi:
“Kami sudah jelas: begitu serikat siap kembali berunding, kami siap berbicara. Fakta menunjukkan orang senang bekerja di Starbucks. Keterlibatan karyawan meningkat, tingkat keluar karyawan separuh rata-rata industri, dan kami menerima lebih dari 1 juta lamaran kerja tiap tahun.”
Dia juga menambahkan, “Kesepakatan apa pun harus mencerminkan kenyataan bahwa Starbucks menawarkan pekerjaan terbaik di sektor ritel — dengan rata-rata gaji dan tunjangan setara lebih dari US$ 30 per jam.”
Mamdani terpilih sebagai wali kota pada 4 November setelah kemenangan mengejutkan dalam pemilihan awal Demokrat pada Juni lalu sebagai seorang demokrat sosialis. Dalam dua kesempatan pemilu tersebut, ia mengalahkan mantan Gubernur New York Andrew Cuomo, yang maju sebagai kandidat Independen.
Baca Juga: Ini Alasan Warren Buffett Nekat Beli Saham Alphabet Saat Harga Sudah Meroket
Kesimpulan
Aksi mogok karyawan Starbucks meluas, dan Zohran Mamdani menggunakan platform publiknya untuk memperkuat boikot sebagai bentuk tekanan terhadap perusahaan. Serikat pekerja menuntut kontrak kerja yang dianggap lebih adil, sementara Starbucks menolak narasi bahwa aksi mogok berpengaruh signifikan. Perusahaan menyatakan operasional tetap berjalan normal dan mengklaim kompensasi serta kondisi kerja mereka sudah lebih baik dibanding standar industri. Di saat yang sama, keterlibatan figur politik seperti Mamdani menunjukkan bahwa isu ketenagakerjaan Starbucks kini berkembang menjadi perdebatan publik yang lebih besar — antara gerakan pro-serikat, perusahaan besar, dan citra pekerjaan di sektor ritel.













