kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.351.000   3.000   0,13%
  • USD/IDR 16.745   19,00   0,11%
  • IDX 8.415   44,66   0,53%
  • KOMPAS100 1.166   6,43   0,55%
  • LQ45 848   4,13   0,49%
  • ISSI 294   1,29   0,44%
  • IDX30 445   1,77   0,40%
  • IDXHIDIV20 511   2,16   0,42%
  • IDX80 131   0,77   0,59%
  • IDXV30 137   0,30   0,22%
  • IDXQ30 141   0,81   0,58%

Zohran Mamdani Ajak 1 Juta Pengikutnya Boikot Starbucks, Apa yang Terjadi?


Senin, 17 November 2025 / 05:30 WIB
Zohran Mamdani Ajak 1 Juta Pengikutnya Boikot Starbucks, Apa yang Terjadi?
ILUSTRASI. Wali Kota New York terpilih, Zohran Mamdani, menyerukan kepada lebih dari 1 juta pengikutnya di platform X untuk memboikot Starbucks. REUTERS/Shannon Stapleton


Sumber: foxnews | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Anderson menambahkan bahwa Starbucks siap bernegosiasi:

“Kami sudah jelas: begitu serikat siap kembali berunding, kami siap berbicara. Fakta menunjukkan orang senang bekerja di Starbucks. Keterlibatan karyawan meningkat, tingkat keluar karyawan separuh rata-rata industri, dan kami menerima lebih dari 1 juta lamaran kerja tiap tahun.”

Dia juga menambahkan, “Kesepakatan apa pun harus mencerminkan kenyataan bahwa Starbucks menawarkan pekerjaan terbaik di sektor ritel — dengan rata-rata gaji dan tunjangan setara lebih dari US$ 30 per jam.”

Mamdani terpilih sebagai wali kota pada 4 November setelah kemenangan mengejutkan dalam pemilihan awal Demokrat pada Juni lalu sebagai seorang demokrat sosialis. Dalam dua kesempatan pemilu tersebut, ia mengalahkan mantan Gubernur New York Andrew Cuomo, yang maju sebagai kandidat Independen.

Baca Juga: Ini Alasan Warren Buffett Nekat Beli Saham Alphabet Saat Harga Sudah Meroket

Kesimpulan

Aksi mogok karyawan Starbucks meluas, dan Zohran Mamdani menggunakan platform publiknya untuk memperkuat boikot sebagai bentuk tekanan terhadap perusahaan. Serikat pekerja menuntut kontrak kerja yang dianggap lebih adil, sementara Starbucks menolak narasi bahwa aksi mogok berpengaruh signifikan. Perusahaan menyatakan operasional tetap berjalan normal dan mengklaim kompensasi serta kondisi kerja mereka sudah lebih baik dibanding standar industri. Di saat yang sama, keterlibatan figur politik seperti Mamdani menunjukkan bahwa isu ketenagakerjaan Starbucks kini berkembang menjadi perdebatan publik yang lebih besar — antara gerakan pro-serikat, perusahaan besar, dan citra pekerjaan di sektor ritel.

Selanjutnya: Menthobi Karyatama (MKTR) Optimistis Pendapatan Capai Rp 1,2 Triliun di Akhir 2025

Menarik Dibaca: Siap-Siap! Operasi Zebra 2025 Dimulai 17–30 November, Ini Target Pelanggarannya


Tag


TERBARU

[X]
×