kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.825   -46,00   -0,27%
  • IDX 6.411   42,73   0,67%
  • KOMPAS100 919   -4,11   -0,45%
  • LQ45 720   -3,71   -0,51%
  • ISSI 201   2,72   1,37%
  • IDX30 376   -2,36   -0,62%
  • IDXHIDIV20 457   -0,93   -0,20%
  • IDX80 104   -0,58   -0,55%
  • IDXV30 111   0,01   0,01%
  • IDXQ30 124   -0,47   -0,38%

5 Pelajaran Awal Warren Buffett yang Membentuk Kesuksesannya Sekarang


Sabtu, 12 April 2025 / 19:03 WIB
5 Pelajaran Awal Warren Buffett yang Membentuk Kesuksesannya Sekarang
ILUSTRASI. Ketua Berkshire Hathaway, Warren Buffett, berjalan melalui ruang pameran saat para pemegang saham berkumpul untuk mendengar dari investor miliarder tersebut pada pertemuan tahunan pemegang saham Berkshire Hathaway Inc di Omaha, Nebraska, Amerika Serikat, 4 Mei 2019.


Sumber: New Trader U | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  Warren Buffett, tokoh yang dijuluki "Oracle of Omaha", dikenal sebagai salah satu investor paling sukses sepanjang sejarah. 

Dengan kekayaan bersih yang melebihi US$ 161 miliar, kesuksesannya tidak diraih secara instan, melainkan dibentuk sejak masa kecil dan dewasa muda. 

Pelajaran hidup pada masa-masa awal tersebut menjadi fondasi pendekatannya terhadap bisnis, investasi, dan kehidupan.

Berikut lima pelajaran utama yang dipetik Buffett sejak usia dini:

1. Memahami Kekuatan Bunga Majemuk

Minat Buffett terhadap bunga majemuk tumbuh sejak usia 11 tahun, saat ia membeli saham pertamanya, tiga lembar saham Cities Service Preferred seharga US$ 38 per lembar. Meskipun mengalami fluktuasi harga, pengalaman ini memberinya pemahaman awal tentang pertumbuhan uang dari waktu ke waktu.

Baca Juga: Investor dan Ekonom Sama-Sama Cemas Tarif Trump, Ini Nasihat Jitu Warren Buffett

Wawasan Buffett mengenai bunga majemuk semakin mendalam setelah membaca buku One Thousand Ways to Make US$ 1,000 dari Perpustakaan Umum Omaha. 

Buku tersebut menjelaskan bagaimana uang dapat berkembang melalui bunga dan investasi ulang. Gagasan ini menjadi inti dari filosofi investasinya.

Pada usia 15 tahun, Buffett telah menabung sekitar US$ 2.000 dolar dari berbagai usaha kecil. Dana tersebut tidak digunakan untuk konsumsi, melainkan diinvestasikan kembali. 

Strategi ini memungkinkan pertumbuhan modal secara signifikan dalam jangka panjang.

Konsep ini terbukti dalam praktiknya di Berkshire Hathaway, termasuk saat ia membeli See’s Candies pada tahun 1972 seharga US$ 25 juta. Investasi ini telah menghasilkan lebih dari US$ 2 miliar, menunjukkan pemahaman Buffett mengenai pengembalian majemuk.

Baca Juga: Warren Buffett: Jangan Berinvestasi Jika Tak Siap Hadapi Saham Turun

“Kekayaan saya berasal dari kombinasi tinggal di Amerika, beberapa gen yang beruntung, dan bunga majemuk,” kata Buffett.

Bagi investor umum, pengalaman ini menegaskan pentingnya memulai investasi sedini mungkin dan menghindari aktivitas jual beli yang berlebihan. 

Menurut Buffett, waktu yang dihabiskan di pasar lebih penting daripada upaya mengatur waktu pasar.

2. Pentingnya Membaca dan Belajar

Buffett kecil dikenal sebagai pembaca yang rakus. Ia menghabiskan banyak waktu di perpustakaan umum, membaca berbagai buku tentang bisnis dan investasi. 

Salah satu buku penting yang memengaruhi pemikirannya adalah One Thousand Ways to Make US$ 1,000, yang mengajarkannya tentang arus kas dan mendorong minatnya dalam kewirausahaan.

Kebiasaan membaca ini terus berkembang hingga dewasa. Saat ini, Buffett menghabiskan sekitar 80% waktu kerjanya untuk membaca surat kabar, laporan keuangan, dan buku. Ia percaya bahwa pengetahuan bersifat kumulatif, seperti bunga majemuk.

Baca Juga: Warren Buffett Bagikan Cara-Cara Mengelola Keuangan yang Benar yang Bisa Anda Tiru

“Bacalah 500 halaman seperti ini setiap hari. Begitulah cara kerja pengetahuan. Pengetahuan itu menumpuk, seperti bunga majemuk. Kalian semua bisa melakukannya, tetapi saya jamin tidak banyak dari kalian yang akan melakukannya,” ungkapnya.

Perjalanan intelektual Buffett mengalami titik penting saat ia membaca The Intelligent Investor karya Benjamin Graham pada usia 19 tahun. Buku tersebut memperkenalkannya pada prinsip investasi nilai, yang kelak membawanya menjadi mahasiswa Graham di Universitas Columbia.

Menurut Buffett, pada usia 10 tahun ia telah membaca seluruh buku tentang investasi yang tersedia di perpustakaan umum Omaha, beberapa di antaranya dibaca berkali-kali. 

Pengalaman ini menjadi bukti pentingnya pendidikan mandiri yang konsisten bagi calon investor.

3. Berpikir Jangka Panjang

Buffett dikenal sebagai sosok yang menekankan pentingnya pemikiran jangka panjang. Prinsip ini ia pelajari sejak usia muda, termasuk ketika ia dan temannya, Don Danly, membeli mesin pinball bekas seharga US$ 25. Keuntungan dari mesin tersebut diinvestasikan kembali untuk memperluas usaha mereka.

Ia sering mengingatkan bahwa kesuksesan finansial memerlukan kesabaran. “Seseorang duduk di tempat teduh hari ini karena seseorang menanam pohon dahulu kala,” ujar Buffett.

Baca Juga: Pasar Saham Memerah! Cek Trik Jitu Warren Buffett agar Hartanya Tak Menyusut

Pendekatan ini juga tampak dalam investasinya di GEICO, yang dimulai pada 1951 dan berlangsung hingga Berkshire Hathaway mengakuisisi seluruh perusahaan pada 1996. Selama 45 tahun, Buffett menunjukkan kesabaran dan keyakinan terhadap potensi jangka panjang GEICO.

Menurutnya, kepemilikan atas saham bisnis berkualitas idealnya berlangsung selamanya. Pendekatan ini menghindarkannya dari keputusan reaktif selama fluktuasi pasar, serta menekankan pentingnya analisis dan ketabahan.

4. Menjunjung Integritas

Warren Buffett tumbuh di bawah asuhan ayahnya, Howard Buffett, seorang pialang saham dan anggota kongres AS yang dikenal berintegritas tinggi. Dari sang ayah, Buffett belajar bahwa reputasi dan kepercayaan adalah modal utama dalam bisnis.

Ia dikenal dengan kutipan: “Dibutuhkan waktu 20 tahun untuk membangun reputasi dan lima menit untuk menghancurkannya. Jika Anda memikirkannya, Anda akan melakukan hal-hal yang berbeda.”

Buffett menerapkan prinsip ini dalam memilih mitra bisnis dan manajer perusahaan. Ia menekankan pentingnya kejujuran dan perilaku etis dalam setiap keputusan bisnis. 

Baca Juga: Investor dan Ekonom Sama-Sama Cemas Tarif Trump, Ini Nasihat Jitu Warren Buffett

“Kita mampu kehilangan uang, bahkan banyak uang. Namun, kita tidak mampu kehilangan reputasi, bahkan secuil pun reputasi,” tegasnya.

Integritas Buffett diuji saat ia ditunjuk sebagai ketua sementara Salomon Brothers pada 1991, di tengah skandal obligasi negara. 

Di hadapan Kongres, ia berkomitmen untuk menegakkan transparansi dan menolak segala bentuk pelanggaran. Tindakannya membantu menyelamatkan reputasi perusahaan tersebut.

5. Memulai dari yang Kecil dan Segera

Buffett menunjukkan bahwa membangun kekayaan dapat dimulai dari langkah sederhana. Pada usia enam tahun, ia membeli enam bungkus Coca-Cola seharga 25 sen dan menjualnya kembali dengan keuntungan kecil. 

Pada usia 13 tahun, ia menjadi loper koran The Washington Post, bangun sebelum fajar demi mengantarkan koran tepat waktu.

Usaha kecil ini tidak hanya menghasilkan pendapatan, tetapi juga membangun kedisiplinan dan etos kerja. Pada usia 14 tahun, ia menggunakan US$ 1.200 dari tabungannya untuk membeli 40 hektar lahan pertanian di Nebraska yang kemudian disewakan.

Setiap langkah kecil yang diambil memperkuat rasa percaya dirinya dan keterampilannya dalam mengelola modal. Saat lulus SMA, Buffett telah mengumpulkan sekitar US$ 5.000, jumlah yang luar biasa pada masa itu.

Baca Juga: Nasihat Warren Buffett dalam 3 Kata untuk Jadi Kaya di Tengah Gejolak Pasar

Pengalaman ini menunjukkan bahwa membangun kekayaan tidak memerlukan modal besar ataupun ide brilian. Yang dibutuhkan adalah keberanian untuk memulai dan komitmen untuk terus membangun. 

“Mulailah dari yang kecil, namun mulailah sekarang,” menjadi pelajaran penting dari kehidupan awal Buffett.

Kesimpulan

Pelajaran-pelajaran yang dipetik Warren Buffett sejak usia dini—tentang bunga majemuk, pembelajaran berkelanjutan, pemikiran jangka panjang, integritas, dan keberanian untuk memulai, telah membentuk perjalanan investasinya menuju salah satu tokoh terkaya di dunia.

Yang menjadikan prinsip-prinsip ini berharga adalah kesederhanaannya. Tidak dibutuhkan kecerdasan luar biasa atau keberuntungan langka, melainkan disiplin, kesabaran, dan ketekunan yang konsisten sepanjang waktu.

Selanjutnya: Topik yang Dibahas Prabowo dalam Pertemuan dengan Presiden Mesir di Kairo

Menarik Dibaca: 30 Template Kartu Ucapan Paskah untuk Anak-Anak dengan Desain Lucu Penuh Warna



TERBARU

[X]
×