Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JENEWA. Amerika Serikat (AS) dan China telah mencapai kesepakatan untuk memangkas tarif timbal balik secara sementara, dalam upaya meredakan ketegangan perdagangan yang telah memicu kekhawatiran resesi global dan mengguncang pasar keuangan.
Langkah ini dinilai melampaui ekspektasi banyak analis.
Dalam kesepakatan yang diumumkan pada Senin, AS menyatakan akan menurunkan tarif tambahan terhadap barang impor dari Tiongkok dari 145% menjadi 30%. Sementara itu, China akan memangkas bea masuk terhadap barang asal AS dari 125% menjadi 10%. Kebijakan ini akan berlaku selama 90 hari ke depan.
Baca Juga: AS-China Sepakat Turunkan Tarif Dagang, Harga Minyak Melonjak Lebih 3%
Pasar keuangan merespons positif kabar ini. Dolar AS menguat dan indeks saham global mengalami kenaikan, meredakan kekhawatiran yang sempat mencuat akibat kebijakan tarif tinggi yang diluncurkan oleh Presiden Donald Trump sebelumnya.
Trump sebelumnya menaikkan tarif sebagai bagian dari strategi untuk memperkecil defisit perdagangan AS.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyampaikan bahwa kedua negara berhasil menjaga kepentingan nasional mereka masing-masing dengan baik. Ia menegaskan bahwa AS akan terus mengejar perdagangan yang lebih seimbang.
Bessent berbicara dalam konferensi pers di Jenewa bersama Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer, setelah melakukan perundingan akhir pekan dengan delegasi Tiongkok.
Keduanya menyatakan bahwa kedua pihak tidak menginginkan pemisahan ekonomi dan menolak tarif tinggi yang dinilai setara dengan embargo.
Baca Juga: AS dan China Sepakat Turunkan Tarif Impor 90 Hari ke Depan, Begini Respons Pasar
Sengketa tarif yang berlangsung telah membekukan perdagangan bilateral senilai hampir USD 600 miliar, mengganggu rantai pasok global, memicu kekhawatiran stagnasi ekonomi, dan menyebabkan pemutusan hubungan kerja di sejumlah sektor.
Pertemuan di Jenewa ini menjadi pertemuan tatap muka pertama antara pejabat senior ekonomi kedua negara sejak Presiden Trump kembali menjabat dan memberlakukan tarif tinggi secara global.