Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Salah satu pendiri Microsoft, Bill Gates, percaya bahwa kecerdasan buatan (AI) tercanggih sekalipun tidak akan mampu menggantikan posisi seorang programmer – tidak sekarang, bahkan tidak dalam 100 tahun mendatang.
India Today melaporkan, Gates mengatakan pemrograman membutuhkan otak manusia. Bill Gates membahas hal ini dalam sebuah wawancara bulan Juli 2025 lalu, termasuk wawancara dengan The Economic Times, dan wawancara lainnya di The Tonight Show bersama Jimmy Fallon.
Gates telah menegaskan bahwa pemrograman adalah bidang yang dapat dibantu oleh AI, tetapi tidak sepenuhnya dapat diambil alih.
"AI dapat membantu hal-hal yang membosankan seperti debugging," katanya.
Tetapi dia menambahkan bahwa tantangan sebenarnya dalam pemrograman adalah memecahkan masalah yang kompleks secara kreatif – sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh mesin.
"Menulis kode bukan hanya mengetik – tetapi berpikir secara mendalam," kata Gates.
Ia menjelaskan bahwa pemrograman melibatkan pemahaman terhadap masalah yang sulit, membuat koneksi mental, dan menemukan solusi kreatif.
Baca Juga: Bill Gates Berkomitmen Kucurkan Rp 41 Triliun untuk Kesehatan Perempuan
"Tidak ada algoritma yang dapat menandingi 'lompatan kreatif' seorang programmer manusia," tambahnya.
Meskipun banyak pekerjaan di berbagai industri diperkirakan akan berubah atau menghilang karena AI, Gates memprediksi bahwa pemrograman akan tetap manusiawi karena membutuhkan penilaian, imajinasi, dan kemampuan beradaptasi – kualitas yang tidak dimiliki AI.
Sebelumnya diberitakan, Forum Ekonomi Dunia memprediksi bahwa AI akan menggantikan sekitar 85 juta pekerjaan pada tahun 2030, sekaligus menciptakan 97 juta pekerjaan baru.
Gates mengakui dampak ganda ini, dan mengakui bahwa ia "juga takut" dengan potensi risiko AI. Namun, ia yakin bahwa jika digunakan dengan bijak, AI dapat meningkatkan produktivitas dan memberi orang lebih banyak waktu luang.
"Kita bisa pensiun dini, memiliki minggu kerja yang lebih pendek," ujarnya dalam sebuah podcast bersama salah satu pendiri Zerodha, Nikhil Kamath, awal tahun ini.
Namun, ia menambahkan bahwa pergeseran ini juga membutuhkan "pemikiran ulang filosofis tentang bagaimana waktu seharusnya dihabiskan."
Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Mantan Istri Bill Gates Tak Mau Mendanai Usaha Rintisan Putrinya
Awal tahun ini, dalam wawancara terpisah, Gates menyebutkan tiga pekerjaan yang ia yakini paling aman dari disrupsi AI: programmer, ahli biologi, dan profesional energi.
Menurut Gates, peran-peran ini melibatkan pemikiran ilmiah, inovasi, dan pengambilan keputusan strategis, di mana masukan dari manusia masih penting.
Mengenai biologi, Gates mengatakan bahwa meskipun AI membantu menganalisis data dan mendiagnosis penyakit, AI masih belum dapat membentuk teori ilmiah baru atau membuat penemuan.
"AI tidak mampu merumuskan hipotesis," jelasnya.
Dia menekankan bahwa ahli biologi akan tetap krusial bagi kemajuan medis.
Tonton: Bill Gates Siap Donasikan 99% Kekayaannya untuk Afrika. Nilainya Capai Rp 3.249 Triliun
Di sektor energi, Gates mengatakan bahwa AI dapat meningkatkan efisiensi, tetapi keahlian manusia dibutuhkan untuk perencanaan, manajemen krisis, dan strategi jangka panjang.
"Manusia tetap menjadi yang terdepan," ujarnya.