Sumber: Al Jazeera | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Serangan Israel di ibu kota Qatar, Doha, yang menargetkan para pejabat Hamas telah menuai kecaman keras dari seluruh kawasan dan dunia. Sekjen PBB menyebutnya sebagai "pelanggaran mencolok" terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Qatar.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengonfirmasi bahwa militer Israel melancarkan serangan di Doha pada hari Selasa terhadap para pemimpin Hamas. Ini adalah serangan pertama Israel terhadap Qatar, yang telah menjadi mediator utama dalam perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas dan menjadi tuan rumah pangkalan militer Amerika Serikat terbesar di kawasan itu, pangkalan udara Al Udeid.
Kementerian Luar Negeri Qatar mengutuk serangan pengecut Israel dengan sekeras-kerasnya.
Melansir Al Jazeera, berikut adalah reaksi dari para pemimpin regional dan internasional:
Sekretaris Jenderal PBB
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres menyebut serangan udara tersebut sebagai "pelanggaran mencolok" terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Qatar.
Ia menambahkan bahwa semua pihak dalam perang Gaza harus berupaya mencapai gencatan senjata permanen, alih-alih menghancurkan prospeknya.
Arab Saudi
Kementerian Luar Negeri menyatakan bahwa Arab Saudi "mengutuk dan mengecam sekeras-kerasnya agresi brutal Israel dan pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan Negara Qatar", seraya menambahkan bahwa pihaknya menegaskan "solidaritas penuhnya".
Kementerian Luar Negeri memperingatkan konsekuensi serius yang diakibatkan oleh pendudukan Israel yang terus-menerus melakukan pelanggaran kriminal dan pelanggaran terang-terangan terhadap prinsip-prinsip hukum internasional dan semua norma internasional.
Turki
Kementerian Luar Negeri Turki mengecam serangan Israel terhadap Qatar, dengan mengatakan bahwa hal itu menunjukkan Israel tidak tertarik pada kesepakatan untuk mengakhiri perang di Gaza.
"Penargetan delegasi negosiasi Hamas sementara perundingan gencatan senjata berlanjut menunjukkan bahwa Israel tidak bertujuan untuk mencapai perdamaian, melainkan melanjutkan perang," kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.
“Situasi ini merupakan bukti nyata bahwa Israel telah mengadopsi politik ekspansionisnya di kawasan dan terorisme sebagai kebijakan negara,” kata Kementerian Luar Negeri Turki.
Uni Emirat Arab
Uni Emirat Arab juga menyuarakan dukungannya untuk Doha, mengutuk serangan berbahaya Israel.
Anwar Gargash, penasihat diplomatik presiden UEA, mengatakan: “Keamanan negara-negara Teluk Arab tidak dapat dipisahkan, dan kami sepenuh hati mendukung Negara Qatar, mengutuk serangan berbahaya Israel yang menargetkannya, dan menegaskan solidaritas penuh kami dengannya dalam menghadapi agresi ini.”
Kuwait
Kuwait mengeluarkan pernyataan melalui Kementerian Luar Negerinya yang mengecam keras apa yang disebutnya sebagai “agresi brutal terhadap Negara Qatar oleh pasukan Israel yang tidak adil”.
Baca Juga: Paus Leo: Serangan Israel Terhadap Qatar Menciptakan Situasi yang Sangat Serius
Yordania
Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat mengutuk pengeboman Israel sebagai pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan Piagam PBB, serta menyebutnya sebagai serangan terang-terangan terhadap kedaulatan dan keamanan Qatar.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Fuad Majali, mengatakan serangan Israel tersebut merupakan pelanggaran kedaulatan negara Arab dan merupakan eskalasi provokatif yang berbahaya dan tidak dapat diterima yang mendorong kawasan tersebut ke arah kekerasan dan konflik lebih lanjut serta mengancam keamanan dan stabilitas regional dan internasional.
Iran
Iran menyebut serangan itu sebagai "pelanggaran berat", dan juru bicara Kementerian Luar Negeri, Esmaeil Baghaei, mengatakan "tindakan yang sangat berbahaya dan kriminal tersebut merupakan pelanggaran berat terhadap semua aturan dan regulasi internasional, pelanggaran kedaulatan nasional dan integritas teritorial Qatar".
Irak
Kementerian Luar Negeri Irak juga mengecam serangan tersebut, menyebutnya sebagai "tindakan pengecut" dan menyatakan "dukungan penuh" bagi Qatar untuk menghadapi segala bentuk agresi.
Palestina
Hussein al-Sheikh, wakil presiden Negara Palestina dan wakil ketua Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina, mengatakan: "Kami mengutuk keras serangan keji Israel yang menargetkan Negara Qatar."
Direktur Jenderal Kantor Media Pemerintah di Gaza, Ismail al-Thawabta, mengatakan: "Pendudukan 'Israel' melakukan kejahatan pembunuhan pengecut di jantung ibu kota Qatar, Doha, negara penengah dalam negosiasi antara perlawanan Palestina dan pendudukan."
Kelompok bersenjata Jihad Islam Palestina menggambarkan serangan itu sebagai "tindakan kriminal yang nyata".
Baca Juga: Sekjen PBB Murka! Israel Langgar Kedaulatan Qatar, Serang Juru Runding Hamas
Maladewa
Maladewa juga menyebut serangan itu sebagai tindakan pengecut dan pelanggaran serius terhadap hukum internasional.
“Maladewa menyatakan solidaritasnya dengan Negara Qatar dan menyerukan kepada komunitas internasional untuk mengambil tindakan segera dan terpadu guna meminta pertanggungjawaban Israel atas berbagai pelanggaran norma dan prinsip internasional yang terus berlanjut,” tulis Presiden Mohamed Muizzu di X.
Britania Raya
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan ia mengutuk “serangan Israel terhadap Doha, yang melanggar kedaulatan Qatar dan berisiko memicu eskalasi lebih lanjut di kawasan”.
“Prioritasnya haruslah gencatan senjata segera, pembebasan sandera, dan lonjakan bantuan besar-besaran ke Gaza,” tegasnya.
Prancis
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dalam sebuah unggahan di X bahwa serangan terhadap Qatar "tidak dapat diterima, apa pun alasannya".
Ia menambahkan: "Saya menyatakan solidaritas saya dengan Qatar dan emirnya, Sheikh Tamim Al Thani. Perang tidak boleh menyebar di kawasan ini dalam keadaan apa pun."
Pakistan
Perdana Menteri Shehbaz Sharif menyebut penembakan di Doha "melanggar hukum dan keji", menggambarkannya sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Qatar.
Ia mengatakan Pakistan "berdiri teguh bersama Qatar, serta rakyat Palestina, melawan agresi Israel".