Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut rencana Elon Musk untuk membentuk partai politik baru sebagai hal yang “konyol” dan menambah kebingungan dalam sistem demokrasi AS yang selama ini hanya mengenal dua partai besar.
Pernyataan tersebut disampaikan Trump pada Minggu (6/7) sebelum menaiki pesawat kepresidenan Air Force One di Morristown, New Jersey, setelah kunjungan ke klub golf miliknya.
Baca Juga: Kalahkan Elon Musk dan Jeff Bezos, Inilah Orang Terkaya Sepanjang Sejarah
Komentar ini muncul sehari setelah Musk mengumumkan pembentukan partai baru bernama America Party, yang dipicu oleh ketidaksepakatan terhadap kebijakan fiskal Trump.
“Saya rasa membentuk partai ketiga itu konyol. Kita sudah sangat sukses dengan Partai Republik. Demokrat memang sudah kehilangan arah, tapi sistem kita selama ini adalah sistem dua partai, dan menurut saya itu sudah sesuai,” kata Trump kepada wartawan.
“Partai ketiga hanya akan menambah kebingungan.”
Musk sebelumnya mengumumkan pembentukan America Party sebagai bentuk penolakan terhadap rancangan undang-undang pemangkasan pajak dan peningkatan belanja yang baru disahkan Trump, yang menurut Musk akan “membuat negara bangkrut”.
Baca Juga: Elon Musk Dirikan Partai Amerika, Putus Hubungan Politik dengan Trump
Investor Resah, ETF Tesla Ditunda
Langkah Musk langsung memicu reaksi dari dunia keuangan. Azoria Partners, firma investasi yang sebelumnya berencana meluncurkan reksa dana berbasis saham Tesla (ETF), memutuskan menunda peluncuran karena khawatir rencana politik Musk menimbulkan konflik kepentingan dengan tugasnya sebagai CEO Tesla.
CEO Azoria, James Fishback menyatakan di platform X bahwa dewan direksi Tesla seharusnya segera menilai apakah ambisi politik Musk sejalan dengan tanggung jawabnya sebagai pimpinan perusahaan.
“Elon meninggalkan kami tanpa pilihan lain,” tulis Fishback.
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, dalam wawancara di program State of the Union CNN menyatakan, “Saya bayangkan dewan direksi Tesla dan SpaceX tidak menyukai pengumuman ini. Mereka pasti ingin Musk fokus ke urusan bisnis, bukan politik.”
Baca Juga: Perusahaan Investasi Azoria Tunda ETF Tesla Gara-Gara Manuver Politik Elon Musk
Perseteruan Musk-Trump Memanas
Musk pernah menjadi penasihat dekat Trump pada awal masa jabatannya, khususnya dalam upaya efisiensi birokrasi pemerintah.
Ia juga menjadi penyokong dana kampanye Trump pada Pilpres 2024. Namun, hubungan keduanya memburuk setelah RUU pajak dan belanja tersebut disahkan.
Trump menuduh Musk kecewa karena kebijakan barunya mencabut insentif kredit pajak kendaraan listrik yang selama ini dinikmati Tesla.
Ia bahkan mengancam mencabut kontrak dan subsidi pemerintah senilai miliaran dolar yang diterima Tesla dan SpaceX.
RUU fiskal Trump yang baru disahkan ini memang kontroversial: ia menurunkan pajak tetapi meningkatkan belanja pertahanan dan keamanan perbatasan secara signifikan.
Para ekonom menilai kebijakan ini akan memperbesar defisit anggaran federal dalam jangka panjang.
Baca Juga: Apakah Partai yang Diusulkan Elon Musk, 'America Party' bisa Terealisasi?
Demokrat Sambut Perpecahan
Sementara itu, Partai Demokrat tampaknya menyambut baik retaknya hubungan antara dua tokoh besar sayap konservatif AS ini.
“Partai MAGA Trump sedang pecah karena RUU anggaran yang mereka dukung sendiri,” kata Abhi Rahman, juru bicara Komite Nasional Demokrat (DNC).
“Banyak politisi Republik sekarang panik dan mencari kambing hitam.”