Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - KIEV. Situasi di perbatasan Ukraina dan Rusia semakin memanas. Kedua negara masing-masing sudah menyiagakan senjata andalannya.
Rusia, misalnya, sudah menyiapkan senjata berat dan tank di perbatasan. Adapun Ukraina menyiagakan rudal Javelin yang dibeli dari Amerika Serikat.
Seperti apa kekuatan rudal Javelin?
Melansir lockheedmartin.com, Javelin merupakan rudal anti-tank yang penggunaannya diletakkan pada bagian bahu. Rudal ini secara otomatis memandu dirinya sendiri ke target setelah peluncuran, sehingga memungkinkan penembak untuk berlindung dan menghindari serangan balik. Tentara atau marinir dapat memposisikan ulang segera setelah menembak, atau memuat ulang senjata rudal jika terlibat ancaman lain.
Baca Juga: Siap perang, Ukraika siagakan rudal Javelin untuk melawan tank Rusia!
Jika menggunakan profil serangan atas melengkung, rudal Javelin mampu naik di atas targetnya untuk meningkatkan visibilitas dan kemudian menyerang di mana posisi musuh yang paling lemah. Untuk menembak, penembak menempatkan kursor di atas target yang dipilih.
Unit peluncuran perintah Javelin kemudian mengirim sinyal kunci-sebelum-peluncuran ke rudal. Dengan desain soft launching, Javelin dapat dengan aman ditembakkan dari dalam gedung atau bunker.
Javelin dikembangkan dan diproduksi untuk Angkatan Darat AS dan Korps Marinir oleh Javelin Joint Venture antara Lockheed Martin di Orlando, Florida dan Raytheon di Tucson, Arizona.
Baca Juga: Turki uji pertahanan udara S-400 bikinan Rusia ke jet F-16 buatan AS, untuk apa?
The Drive melaporkan, rudal ini memiliki teknologi Command Launch Unit (CLU) dengan sistem pencitraan termal yang mampu memperbesar hingga 12 kali.
Teknologi ini memberikan kemampuan pengelihatan yang lebih baik saat malam hari dan dapat dilepas dari Javelin untuk digunakan secara terpisah.
Sementara itu, mengutip Defense News, Ukraina menguji coba rudal anti-tank Javelin untuk pertama kalinya pada Mei 2019 lalu. Amerika Serikat menyetujui penjualan sistem senjata ini untuk membantu pertahanan Ukraina yang tengah berada dalam konflik dengan kelompok separatis pro-Rusia.
Baca Juga: Militer Rusia dikerahkan diperbatasan, Ukraina: Serangan bisa terjadi kapan saja
Pada saat itu, Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengumumkan uji coba rudal pertama di Twitter.
“Akhirnya hari ini telah tiba! Hari ini, untuk pertama kalinya di Ukraina, peluncuran kompleks rudal Javelin terjadi,” tulis Poroshenko. "Ini adalah persenjataan pertahanan yang sangat efektif, yang digunakan dalam hal ofensif Rusia pada posisi pasukan Ukraina."
Baca Juga: Kapal tanker Iran ke Venezuela tanpa gangguan, Iran: Kekuatan AS memudar
Poroshenko juga menulis bahwa ia berterima kasih kepada kepemimpinan AS, termasuk Presiden Donald Trump dan Menteri Pertahanan Jim Mattis, karena memutuskan bahwa Ukraina harus dipersenjatai dengan senjata.
Pemerintahan Trump memulai proses pembersihan penjualan bantuan militer mematikan ke Ukraina pada bulan Desember 2018, meskipun pada umumnya dicirikan sebagai "bantuan mematikan yang defensif."
Baca Juga: Kisah spionase China: uang, iming-iming jadi bos hingga bertemu cewek cantik
Rudal anti-tank lembing akhirnya diperbolehkan untuk dijual ke Ukraina pada bulan Maret 2019 oleh Departemen Luar Negeri AS dengan biaya sekitar US$ 47 juta, yang mencakup 210 rudal dan 37 peluncur.
Baca Juga: PBB: Serangan udara Suriah dan Rusia atas warga sipil merupakan kejahatan perang
Menurut AS, penjualan rudal Javelin - dan senjata seperti peluncur granat berpeluncur roket PSRL-1 - dimaksudkan untuk digunakan jika terjadi kebangkitan dalam konflik Ukraina, bukan untuk tujuan ofensif.