kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.714.000   12.000   0,71%
  • USD/IDR 16.430   54,00   0,33%
  • IDX 6.647   -17,63   -0,26%
  • KOMPAS100 942   -8,98   -0,94%
  • LQ45 738   -9,69   -1,30%
  • ISSI 209   1,77   0,85%
  • IDX30 384   -5,57   -1,43%
  • IDXHIDIV20 461   -6,31   -1,35%
  • IDX80 107   -1,15   -1,06%
  • IDXV30 110   -0,84   -0,76%
  • IDXQ30 126   -1,79   -1,40%

Dari Baja hingga Bourbon, Uni Eropa Siapkan Balasan atas Tarif Trump


Rabu, 12 Maret 2025 / 17:21 WIB
Dari Baja hingga Bourbon, Uni Eropa Siapkan Balasan atas Tarif Trump
ILUSTRASI. U.S. dollar and Euro notes are seen in this November 7, 2016 picture illustration. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON/BRUSSELS. Presiden Donald Trump resmi memberlakukan tarif lebih tinggi pada semua impor baja dan aluminium ke Amerika Serikat (AS) pada Rabu (12/3).

Kebijakan ini memperkuat upaya Trump untuk menata ulang perdagangan global demi kepentingan AS, tetapi mendapat reaksi cepat dari Uni Eropa.

Langkah ini mengembalikan tarif global sebesar 25% untuk semua impor baja dan aluminium serta memperluas cakupan bea masuk ke ratusan produk turunan, seperti mur dan baut, bilah buldoser, hingga kaleng soda.

Fokus Trump yang agresif terhadap tarif sejak menjabat pada Januari telah mengguncang kepercayaan investor, konsumen, dan pelaku bisnis.

Baca Juga: Trump Lipat Gandakan Tarif Impor Baja dan Aluminium Kanada, Pasar Keuangan Terguncang

Para ekonom khawatir hal ini dapat memicu resesi di AS dan memperlambat perekonomian global.

Komisi Eropa, yang bertanggung jawab atas kebijakan perdagangan Uni Eropa, segera merespons dengan mengumumkan tarif balasan terhadap produk-produk AS senilai hingga 26 miliar euro (setara US$28 miliar) yang akan mulai berlaku bulan depan.

“Kami siap untuk berdialog secara konstruktif,” kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen kepada wartawan, seraya menugaskan Komisaris Perdagangan Maros Sefcovic untuk melanjutkan pembicaraan dengan AS.

“Kami yakin bahwa di tengah ketidakpastian ekonomi dan politik global, bukanlah kepentingan kita bersama untuk membebani ekonomi dengan tarif seperti ini,” tambahnya.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri China menyatakan akan mengambil langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingannya.

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshimasa Hayashi menilai kebijakan AS ini dapat berdampak besar pada hubungan ekonomi AS-Jepang.

Negara-negara sekutu dekat AS seperti Kanada, Inggris, dan Australia juga mengkritik kebijakan ini.

Kanada mempertimbangkan tindakan balasan, sementara Menteri Perdagangan Inggris Jonathan Reynolds mengatakan bahwa “semua opsi tersedia” untuk melindungi kepentingan nasional.

Baca Juga: Tarif Baru AS Bayangi Pasar, Harga Tembaga Naik, Aluminium AS Melonjak

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut kebijakan ini bertentangan dengan semangat persahabatan kedua negara, tetapi menegaskan tidak akan memberlakukan tarif balasan.

Negara-negara yang paling terdampak oleh tarif ini adalah Kanada—pemasok utama baja dan aluminium ke AS—serta Brasil, Meksiko, dan Korea Selatan, yang sebelumnya menikmati pengecualian atau kuota tertentu.

Dampak Terhadap Uni Eropa dan Tanggapan Balasan

Bagi negara-negara Uni Eropa, dampaknya masih terbatas. Institut Kiel Jerman memperkirakan bahwa kebijakan ini hanya akan mengurangi output ekonomi Uni Eropa sebesar 0,02% karena hanya sebagian kecil dari produk yang terkena tarif diekspor ke AS.

Sebagai respons, Uni Eropa menyiapkan tarif balasan terhadap produk-produk AS, yang mencakup berbagai barang mulai dari benang gigi hingga berlian, jubah mandi, dan bourbon.

Namun, nilai totalnya hanya setara dengan enam hari perdagangan barang dan jasa antara AS dan Uni Eropa.

Baca Juga: Akibat Tarif Trump, Dolar AS Sentuh Level Tertinggi Sepekan terhadap Dolar Kanada

Menteri Urusan Eropa Prancis, Benjamin Haddad, memperingatkan bahwa Uni Eropa dapat meningkatkan responsnya lebih jauh.

“Jika situasinya memburuk, kami bisa memperluas tarif ke layanan digital atau hak kekayaan intelektual,” ujarnya kepada TF-1 TV.

Trump sebelumnya mengancam akan menggandakan tarif Kanada menjadi 50% untuk ekspor baja dan aluminium, tetapi membatalkan rencana tersebut setelah provinsi Ontario menangguhkan rencana mengenakan biaya tambahan 25% pada ekspor listrik ke negara bagian AS seperti Minnesota, Michigan, dan New York.

Dampak bagi Perekonomian AS

Pemberlakuan tarif ini mendapat dukungan dari produsen baja AS, yang menganggapnya sebagai pemulihan atas kebijakan tarif logam Trump pada 2018 yang telah dilemahkan oleh berbagai pengecualian dan kuota.

“Dengan menutup celah dalam kebijakan tarif yang telah dieksploitasi selama bertahun-tahun, Presiden Trump akan kembali menghidupkan industri baja AS yang siap membangun kembali Amerika,” kata Presiden Asosiasi Produsen Baja Philip Bell.

“Revisi tarif ini akan memastikan bahwa produsen baja di AS dapat terus menciptakan lapangan kerja bergaji tinggi dan berinvestasi lebih banyak tanpa harus bersaing dengan praktik perdagangan yang tidak adil,” tambahnya.

Ketegangan perdagangan AS-Kanada meningkat di saat Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau bersiap menyerahkan jabatan kepada penerusnya, Mark Carney, yang memenangkan pemilihan kepemimpinan Partai Liberal akhir pekan lalu.

Baca Juga: Perang Dagang Memanas, Trump Lipat Gandakan Tarif Impor Logam Kanada Menjadi 50%

Pada Senin, Carney mengatakan bahwa dia belum bisa berbicara dengan Trump hingga resmi dilantik sebagai perdana menteri. Trump kemudian menulis di media sosial bahwa ia ingin Kanada menjadi “Negara Bagian Ke-51 yang kita cintai.”

Menteri Energi Kanada Jonathan Wilkinson mengatakan kepada Reuters bahwa Kanada dapat mengambil tindakan non-tarif, seperti membatasi ekspor minyak ke AS atau mengenakan pajak ekspor pada mineral, jika tarif AS terus berlanjut.

Kanada, dengan sumber daya listrik tenaga air yang melimpah, memiliki keunggulan dalam produksi aluminium primer dibandingkan AS.

Akibatnya, negara ini menguasai pasar aluminium AS, sementara banyak pabrik peleburan AS yang sempat bangkit berkat tarif Trump kini kembali ditutup.

China, sebagai pemasok aluminium terbesar kedua ke AS, juga menghadapi tarif tinggi akibat tuduhan dumping dan subsidi.

Selain itu, dalam sebulan terakhir, Trump memberlakukan tarif 20% terhadap barang-barang China sebagai respons atas perdagangan fentanyl.

Selanjutnya: Lapkeu GoTo 2024: Pendapatan Naik, Beban Turun, Rugi Turun 94%

Menarik Dibaca: Seperti Apa Ciri-Ciri Asam Lambung yang Parah? Ini Ulasan Lengkapnya


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×