Sumber: The Guardian,The Guardian,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Pada Selasa (9/9/2025), Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa keputusan Israel untuk menyerang Qatar diputuskan sendiri oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, bukan oleh pemimpin Partai Republik tersebut.
"Pengeboman sepihak di Qatar, sebuah Negara Berdaulat dan Sekutu dekat Amerika Serikat, yang bekerja sangat keras dan berani mengambil risiko bersama kami untuk menengahi Perdamaian, tidak memajukan tujuan Israel atau Amerika," tulis Trump di media social seperti yang dilansir Reuters.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Israel telah melancarkan serangan terhadap para pejabat Hamas yang sedang bertemu di ibu kota Qatar, Doha. Para pemimpin yang dilaporkan hadir termasuk kepala negosiator gencatan senjata kelompok tersebut.
The Guardian melaporkan, Hamas mengatakan enam orang tewas, termasuk putra pemimpin Gaza yang diasingkan, Khalil al-Hayya. Hamas mengatakan para pemimpin puncaknya, termasuk tim negosiasi, selamat.
Baca Juga: Doha Qatar Bergejolak! Pimpinan Hamas Jadi Target Serangan Israel, Ada Apa?
Serangan Israel terjadi beberapa jam setelah militernya memperingatkan seluruh penduduk Kota Gaza untuk mengungsi sebelum serangan yang direncanakan untuk menguasai apa yang digambarkannya sebagai benteng terakhir Hamas, tempat ratusan ribu orang hidup dalam kondisi kelaparan.
Para pejabat Gedung Putih mengonfirmasi bahwa AS telah diberitahu sebelumnya tentang serangan tersebut, yang terjadi di wilayah sekutu regional penting AS dan mediator kunci dalam upaya mencapai gencatan senjata di Gaza.
Serangan yang akan datang tersebut memicu serangkaian kegiatan diplomatik, termasuk peringatan dari Gedung Putih kepada pemerintah Qatar tentang serangan tersebut dan panggilan telepon lanjutan antara Donald Trump dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Juru bicara presiden AS, Karoline Leavitt, mengatakan bahwa ia diberitahu oleh militer AS tentang serangan yang akan datang pada Selasa pagi dan telah memerintahkan utusan Timur Tengahnya, Steve Witkoff, untuk memberi tahu pihak Qatar.
Namun, para pejabat Qatar mengatakan kepada Reuters bahwa mereka baru menerima peringatan tersebut ketika ledakan dimulai di Doha.
Baca Juga: PBB & Erdogan Kecam Keras Israel: Sabotase Gencatan Senjata!
Gedung Putih tampaknya mengambil langkah-langkah untuk membatasi dampak diplomatik dari serangan tersebut.
“Melakukan pengeboman sepihak di Qatar, sebuah negara berdaulat dan sekutu dekat Amerika Serikat yang bekerja sangat keras dengan berani mengambil risiko bersama kami untuk menengahi perdamaian, tidak memajukan tujuan Israel atau Amerika,” kata Leavitt.
Dia menambahkan, “Namun, melenyapkan Hamas, yang telah mengambil untung dari penderitaan mereka yang tinggal di Gaza, adalah tujuan yang mulia. Presiden memandang Qatar sebagai sekutu dan sahabat Amerika Serikat yang kuat, dan merasa sangat prihatin dengan lokasi serangan ini.”
Netanyahu menegaskan bahwa serangan itu sepenuhnya merupakan tanggung jawab Israel, dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan:
“Tindakan hari ini terhadap para pemimpin teroris Hamas adalah operasi Israel yang sepenuhnya independen. Israel yang memulainya, Israel yang melakukannya, dan Israel bertanggung jawab penuh.”
Tonton: Israel Serang Qatar PBB Murka!
Qatar mengutuk serangan itu sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional, pernyataan yang digaungkan oleh António Guterres, Sekretaris Jenderal PBB.
Ketika Turki menuduh Israel mengadopsi "terorisme sebagai kebijakan negara", Ahmed Aboul Gheit, Sekretaris Jenderal Liga Arab, menuduh Israel melanggar kedaulatan Qatar, dengan mengatakan bahwa Israel tidak peduli dengan konsekuensi dari tindakannya yang memalukan.













