kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.380.000   40.000   1,71%
  • USD/IDR 16.680   -32,00   -0,19%
  • IDX 8.517   -52,95   -0,62%
  • KOMPAS100 1.179   -8,97   -0,76%
  • LQ45 856   -7,15   -0,83%
  • ISSI 298   -1,35   -0,45%
  • IDX30 443   -4,54   -1,02%
  • IDXHIDIV20 513   -5,60   -1,08%
  • IDX80 133   -1,00   -0,75%
  • IDXV30 137   -0,30   -0,22%
  • IDXQ30 141   -1,53   -1,07%

Krisis Chip Murah dari Tiongkok Kacaukan Industri Mobil Dunia


Selasa, 25 November 2025 / 07:30 WIB
Krisis Chip Murah dari Tiongkok Kacaukan Industri Mobil Dunia
ILUSTRASI. Sebuah pabrik kecil di kawasan industri selatan Tiongkok mendadak menjadi titik krusial yang mengguncang industri otomotif global.


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Sebuah pabrik kecil di kawasan industri selatan Tiongkok mendadak menjadi titik krusial yang mengguncang industri otomotif global. Pabrik milik produsen chip Belanda, Nexperia, itu memicu kekacauan baru pada pasokan semikonduktor. Padahal para produsen mobil sebelumnya bersumpah tidak akan lagi terjebak dalam krisis seperti era pandemi.

Setelah kekacauan chip pada 2020 dan kebakaran pabrik di Jepang setahun kemudian, banyak produsen mobil mengklaim telah memperkuat rantai pasok mereka. Tetapi mereka tidak pernah membayangkan bahwa chip sederhana—yang harganya hanya sebagian kecil dari satu sen, bisa berubah menjadi senjata geopolitik.

“Tidak ada yang bersiap menghadapi gangguan geopolitik. Bahkan sekarang, sebagian besar masih belum siap,” kata Ambrose Conroy, CEO Seraph Consulting yang selama ini menangani klien pabrikan otomotif kepada Reuters.

Masalah bermula ketika pemerintah Belanda mengambil alih kendali Nexperia pada akhir September karena khawatir teknologi perusahaan tersebut bisa dialihkan ke pemiliknya dari Tiongkok, Wingtech. Beijing langsung merespons keras: ekspor chip dari pabrik Nexperia di Dongguan dihentikan total.

Belanda akhirnya melunak pekan lalu—tanda bahwa ada negosiasi atau solusi baru yang sedang berjalan.

Chip-chip dari pabrik Dongguan itu dipakai untuk berbagai fungsi dasar pada mobil modern, mulai dari sistem rem hingga tombol jendela elektrik. Meski nilainya sangat kecil, kekurangannya memaksa Nissan dan Honda memangkas produksi, sementara Bosch terpaksa memotong jam kerja di beberapa pabriknya.

Baca Juga: Drama Chip Global: Belanda Kalah Langkah, Nexperia Balik ke China!

Wawancara dengan sejumlah eksekutif dan pelaku industri menunjukkan pola yang sama: stok chip tipis, pemasok sangat terbatas, dan rantai pasok belum benar-benar diversifikasi setelah krisis chip sebelumnya.

Seorang akademisi Tiongkok bahkan menyindir langkah Belanda: “Mereka pikir sudah mengambil alih Nexperia. Padahal yang mereka kuasai hanya gedung kantor. Operasionalnya tetap di tangan Tiongkok,” kata Li Xing dari Guangdong Institute for International Strategies.

Artinya jelas: bahkan pada chip kelas menengah dan murah, industri global masih sangat bergantung pada Tiongkok.

Wingtech membantah bahwa langkah pemerintah Belanda diperlukan dan menyebut krisis ini justru bukti bahwa memecah perusahaan multinasional hanya akan memperburuk rantai pasok global.

Perdagangan Chip Terganggu, Industri Kocar-Kacir

Sebagian produsen chip domestik baru menerima pasokan lagi pada akhir Oktober, itupun dengan syarat baru: pembayaran harus dilakukan dalam yuan. Itu perubahan besar karena sebelumnya transaksi dilakukan menggunakan dolar atau euro.

Akibatnya, chip yang sudah selesai diproduksi sempat menumpuk di pabrik karena sistem pembayaran belum siap.

Situasinya mulai membaik baru-baru ini, terutama setelah pertemuan Trump dan Xi Jinping di Seoul. Setelah itu, Tiongkok membuka sebagian izin ekspor chip Nexperia, tepat ketika beberapa pemasok Eropa nyaris menghentikan produksi karena kehabisan stok.

Baca Juga: Chip War Baru? Konflik Internal Nexperia Jadi Krisis Geopolitik

Tidak semua pabrikan kelabakan. Toyota, misalnya, sudah menerapkan kebijakan stok chip beberapa bulan sejak bencana gempa Jepang 2011. Dan itu terbukti menyelamatkan mereka.

Mengganti Chip Bukan Sekadar soal Ganti Vendor

Banyak orang mengira chip bisa dengan mudah diganti dengan produk serupa dari pemasok lain. Kenyataannya jauh lebih rumit. Chip Nexperia dipasang permanen dalam modul listrik, sehingga mengganti komponen berarti uji sertifikasi ulang yang bisa memakan waktu berbulan-bulan hingga satu tahun.

Hella, salah satu pemasok besar komponen elektronik otomotif, mengaku sedang mencari pemasok alternatif. Namun proses sertifikasi jauh lebih lama dari perkiraan awal.

Apa Pelajaran dari Krisis Ini?

Banyak analis menilai industri mobil sudah lupa pelajaran dari pandemi: rantai pasok yang terlalu ramping dan sangat bergantung pada satu wilayah membuat industri ini rapuh. Tetapi memperbaikinya juga bukan hal sederhana. Biaya untuk membangun pasokan alternatif sangat besar, baik dari sisi finansial maupun waktu.

Atau seperti yang dikatakan seorang analis:

“Semua orang akan mulai bicara lagi soal diversifikasi dan ketahanan. Sampai mereka sadar betapa mahalnya itu semua.”

Tonton: China Laporkan Jepang ke PBB, Protes Pernyataan Takaichi!

Kesimpulan 

Krisis chip Nexperia menyoroti ketergantungan mendalam industri otomotif global pada komponen berharga murah namun kritis yang sebagian besar diproduksi di Tiongkok. Langkah Beijing menghentikan ekspor chip ini, sebagai respons terhadap langkah Belanda mengambil alih Nexperia, menunjukkan bahwa geopolitik kini dapat mengendalikan pasokan bahkan pada segmen teknologi rendah yang selama ini dianggap aman. Ketergantungan pada model just-in-time, kurangnya pemasok alternatif, dan integrasi chip yang sulit diganti memperparah dampak bagi produsen besar seperti Bosch, Nissan, dan Honda. Insiden ini memperjelas bahwa membangun rantai pasok yang lebih tahan gangguan memerlukan biaya besar dan waktu Panjang, jauh dari sekadar tekad politik atau strategi manajemen jangka pendek.

Selanjutnya: Bursa Asia Menguat Selasa (25/11) Pagi, Ikuti Rebound Teknologi Wall Street

Menarik Dibaca: Tak Hanya Ibu, Ayah Juga Bisa Ciptakan Momen Spesial di Rumah ala MR.D.I.Y.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×