kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.591.000   6.000   0,38%
  • USD/IDR 16.373   31,00   0,19%
  • IDX 7.194   23,69   0,33%
  • KOMPAS100 1.064   4,37   0,41%
  • LQ45 839   5,61   0,67%
  • ISSI 214   0,45   0,21%
  • IDX30 433   3,19   0,74%
  • IDXHIDIV20 516   5,94   1,16%
  • IDX80 121   0,55   0,45%
  • IDXV30 124   0,38   0,30%
  • IDXQ30 142   1,22   0,86%

Trump Menunda Tarif, Fokus Meninjau Perdagangan dengan China, Kanada, dan Meksiko


Selasa, 21 Januari 2025 / 05:50 WIB
Trump Menunda Tarif, Fokus Meninjau Perdagangan dengan China, Kanada, dan Meksiko
ILUSTRASI. residen AS Donald Trump berbicara saat mantan Presiden AS Joe Biden menyaksikan upacara pelantikan di Rotunda U.S. Capitol pada 20 Januari 2025 di Washington, DC. Donald Trump menjabat untuk masa jabatan keduanya sebagai presiden AS ke-47. Chip Somodevilla/Pool via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID - Presiden Donald Trump akan mengeluarkan memo perdagangan yang luas. Memo tersebut tidak akan memberlakukan tarif baru pada hari pertamanya di kantor.

Trump akan lebih dulu mengarahkan badan-badan federal untuk mengevaluasi hubungan perdagangan Amerika Serikat (AS) dengan China, Kanada, dan Meksiko, kata seorang pejabat pemerintahan Trump.

Sumber Reuters mengkonfirmasi laporan Wall Street Journal, mengatakan bahwa presiden baru akan mengarahkan badan-badan untuk menyelidiki dan mengatasi defisit perdagangan yang terus berlanjut dan menangani kebijakan perdagangan dan mata uang yang tidak adil oleh negara-negara lain.

Baca Juga: Koin Meme Trump dan Melania Meroket usai Donald J. Trump Dilantik Presiden AS

Memo tersebut akan meminta badan-badan untuk menilai kepatuhan Beijing terhadap perjanjian perdagangan 2020 dengan AS, serta status Perjanjian Amerika Serikat-Meksiko-Kanada, kata pejabat tersebut.

Dalam pidato pelantikannya, Trump menegaskan kembali niatnya untuk menciptakan External Revenue Service, sebuah badan baru untuk mengumpulkan "jumlah besar" tarif, bea, dan pendapatan lainnya dari sumber luar negeri.

"Saya akan segera memulai perbaikan sistem perdagangan kita untuk melindungi pekerja dan keluarga Amerika," kata Trump.

"Daripada membebani warga negara kita untuk memperkaya negara lain, kita akan memberlakukan tarif baru dan membebani negara lain untuk memperkaya warga negara kita."

Baca Juga: PBB: 915 Truk Bantuan Masuk ke Gaza pada Senin (20/1)

Trump menambahkan bahwa kebijakannya akan menjadikan Amerika sebagai negara produsen sekali lagi.

Selama kampanye pemilihannya, Trump berjanji untuk memberlakukan tarif besar 10% hingga 20% pada impor global ke AS.

Secara khusus Trump akan memberlakukan tarif 60% pada barang-barang dari China.

Dia beralasan kebijakan itu diperlukan untuk mengurangi defisit perdagangan yang saat ini melebihi US$1 triliun per tahun.

Baca Juga: Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Menolak Diperiksa Usai Keributan di Pengadilan

Setelah pemilihan pada bulan November 2024, ia mengancam akan meneken semua dokumen yang diperlukan untuk memberlakukan surcharges impor 25% segera terhadap impor dari Kanada dan Meksiko jika negara-negara itu gagal membatasi arus obat terlarang dan imigran yang memasuki AS secara ilegal.

Tarif tersebut akan merusak perjanjian perdagangan yang telah ada, mengacaukan rantai pasokan, dan meningkatkan biaya, menurut para ahli perdagangan.

Selama ini Kanada mengirimkan 75% barang dan jasa ke Amerika Serikat, dan tarif yang diusulkan oleh Trump akan memicu resesi.

"Jika mereka memutuskan untuk meninjau secara dekat hubungan AS-Kanada, terutama dalam hal perdagangan, itu adalah hal yang sangat baik," kata Menteri Keuangan Kanada Dominic LeBlanc kepada wartawan menjelang pertemuan kabinet untuk membahas hubungan bilateral.

Baca Juga: China Kaya Raya, Temukan 1,15 Juta Ton Deposit Mineral Tanah Jarang

Kanada telah membuat jelas bahwa akan memberlakukan tindakan balasan terhadap berbagai produk AS jika ada tarif.

Reaksi Pasar

Dolar AS melemah secara signifikan terhadap keranjang mata uang mitra perdagangan utama. Kenaikan terutama terlihat pada euro, dolar Kanada, peso Meksiko, dan yuan China.

Indeks MSCI untuk pasar saham global naik. Pasar keuangan AS tutup untuk hari libur Martin Luther King Jr.

Beberapa kelompok industri dan pengacara perdagangan di Washington telah berspekulasi bahwa Trump akan menggunakan Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional.

Undang-undang ini memiliki kekuatan luas untuk mengontrol impor, untuk memberlakukan tarif segera.

Baca Juga: Sah Jadi Presiden AS, Donald Trump: Saya Diselamatkan Tuhan untuk Menyelamatkan AS

Namun, memo perdagangan yang melunak menandakan pendekatan yang lebih terstruktur yang kemungkinan besar akan melibatkan investigasi di bawah otoritas hukum lainnya seperti Undang-Undang Perdagangan Keamanan Nasional Bagian 232 dan Undang-Undang Praktik Perdagangan yang Tidak Adil Bagian 301.

Trump menggunakan undang-undang ini selama masa jabatan pertamanya, dan penyelidikan terhadap impor baja dan aluminium serta impor China memakan waktu berbulan-bulan.

"Sepertinya dia mungkin telah mendengarkan orang-orang yang mengatakan kepadanya bahwa kebijakan tarif seketika akan sangat merugikan pasar keuangan," kata William Reinsch, seorang ahli perdagangan di Center for Strategic and International Studies.

Namun, Reinsch dan analis perdagangan lainnya mengatakan mereka masih memperkirakan Trump akan melanjutkan rencana tarif global di awal pemerintahannya.

Baca Juga: Bitcoin Capai Rekor Tertinggi, Dolar Melorot Jelang Pelantikan Trump

"Tarif universal adalah bagian inti dari rencana ekonomi yang ia jalankan dan saya pikir dia akan melakukan apa yang dia katakan," kata Kelly Ann Shaw, mantan penasihat perdagangan Gedung Putih selama masa jabatan pertama Trump.

"Ini adalah ide yang didukungnya untuk waktu yang lama," kata Shaw, yang sekarang bekerja di firma hukum Hogan Lovells, dalam sebuah wawancara minggu lalu.

Sejarah Perdagangan Trump

Pada masa jabatan pertamanya (2017-2021), pemerintahan Trump menggunakan investigasi untuk memberlakukan tarif pada impor baja dan aluminium.

Dia meluncurkan bea impor pada senilai sekitar US$370 miliar terhadap barang impor China, memicu perang tarif bolak-balik antara dua ekonomi terbesar di dunia tersebut.

AS dan China mengakhiri konflik tersebut pada tahun 2020 dengan kesepakatan untuk mendorong Beijing meningkatkan pembelian ekspor AS terhadap produk pertanian hingga pesawat terbang sebesar US$200 miliar per tahun. Namun kesepakatan ini tidak pernah terealisasi karena pandemi.

Memo tersebut menunjukkan bahwa pemerintahan Trump akan berusaha mendorong China untuk menepati komitmen tersebut.

Baca Juga: Poin-Poin Rencana Perintah Eksekutif Donald Trump Setelah Pelantikan

Trump juga telah mengancam untuk keluar dari Perjanjian Perdagangan Utara Amerika (NAFTA) 1994, menyalahkannya atas hilangnya pekerjaan manufaktur AS.

Selanjutnya: Syarat & Cara Pengajuan KUR BRI, Kuota KUR Tahun 2025 Makin Berlimpah

Menarik Dibaca: Ini Daftar Warna yang Bisa Bawa Sial Sesuai Zodiak Anda di 2025



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×