kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.123.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.632   8,00   0,05%
  • IDX 8.034   -16,81   -0,21%
  • KOMPAS100 1.119   -3,85   -0,34%
  • LQ45 806   -4,09   -0,50%
  • ISSI 279   0,22   0,08%
  • IDX30 422   -0,57   -0,13%
  • IDXHIDIV20 483   -2,29   -0,47%
  • IDX80 123   -0,47   -0,39%
  • IDXV30 132   -0,24   -0,18%
  • IDXQ30 134   -0,81   -0,60%

Viral Visa H-1B Rp 1,6 Miliar: Elon Musk hingga Satya Nadella Pernah Jadi Pemegangnya


Senin, 22 September 2025 / 08:05 WIB
Viral Visa H-1B Rp 1,6 Miliar: Elon Musk hingga Satya Nadella Pernah Jadi Pemegangnya
ILUSTRASI. Secara historis, visa H-1B telah memungkinkan banyak tokoh terkemuka di bidang teknologi dan bisnis untuk membangun karier mereka di AS. Salah satunya adalah CEO Microsoft Satya Nadella.


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Amerika Serikat memperkenalkan visa H-1B pada tahun 1990 untuk mempekerjakan pekerja asing di bidang pekerjaan khusus. Keberadaan visa sangat membantu memulai "Mimpi Amerika" bagi banyak imigran. 

Mengutip Business Today, terhitung mulai 21 September 2025, AS telah mengenakan biaya satu kali yang tinggi sebesar US$ 100.000 atau setara dengan Rp 1,6 miliar (kurs Rp 16.400) bagi pelamar baru H-1B. Kebijakan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan profesional terampil di seluruh dunia.

Secara historis, visa ini telah memungkinkan banyak tokoh terkemuka di bidang teknologi dan bisnis untuk membangun karier mereka di AS. Beberapa pemegang visa H-1B terkemuka antara lain Satya Nadella, Elon Musk, Rajiv Jain, dan lainnya.

1. Satya Nadella, CEO Microsoft 

Nadella menyerahkan kartu hijaunya dan beralih ke H-1B pada tahun 1994 setelah mengalami kesulitan dalam membawa istrinya ke AS. Di bawah kepemimpinannya, Microsoft telah menjadi pemimpin global dalam komputasi awan, AI, dan perangkat lunak perusahaan. 

Nadella sering berbicara tentang peran talenta imigran dalam mendorong inovasi di Microsoft.

Baca Juga: Gedung Putih Menyatakan Biaya Visa H-1B Baru Tidak Berlaku Bagi Pemegang Visa Lama

2. Elon Musk, CEO X Corp, Tesla, dan SpaceX 

Musk awalnya menggunakan visa pertukaran pengunjung J-1 sebelum beralih ke H-1B untuk mendapatkan pelatihan akademis di AS. 

Musk telah berulang kali mengkritik upaya pembatasan visa H-1B, dengan alasan bahwa hal itu membatasi akses ke talenta global terbaik dan merugikan inovasi Amerika. 

Perusahaan-perusahaannya, termasuk Tesla dan SpaceX, mempekerjakan ratusan insinyur asing yang bergantung pada visa H-1B dan visa kerja lainnya.

3. Rajiv Jain, Ketua GQG Partners 

Jain memperoleh visa H-1B setelah pindah ke AS pada tahun 1990-an. Pada tahun 2016, ia ikut mendirikan GQG Partners, yang mengelola aset senilai lebih dari US$ 150 miliar. Ia telah menjadi pendukung kuat untuk memanfaatkan talenta global guna mengembangkan sektor keuangan dan teknologi.

Baca Juga: Biaya Visa Baru Trump sebesar Rp 1,6 Miliar Picu Kepanikan Pekerja Asing

4. Andrew Ng, salah satu pendiri Coursera, DeepLearning.AI, dan Google Brain 

Ng tiba di AS pada tahun 1993 dengan visa F-1 dan kemudian memperoleh visa H-1B saat bekerja di Universitas Stanford. Ia dikenal luas sebagai pelopor dalam pendidikan AI dan pembelajaran mendalam, telah melatih jutaan siswa di seluruh dunia melalui platform daring.

5. Eric Yuan, Pendiri dan CEO Zoom 

Yuan menghadapi delapan penolakan sebelum menerima visa H-1B pada tahun 1997. Ia kemudian menciptakan Zoom, salah satu platform konferensi video terkemuka di dunia, yang menjadi penting selama pandemi COVID-19. 

Yuan sering menyoroti pentingnya visa H-1B dan jalur imigran lainnya untuk membangun perusahaan teknologi yang kompetitif secara global.




TERBARU

[X]
×