Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Pada Jumat (17/1/2025), Rusia menandatangani perjanjian kemitraan strategis dengan Iran yang mengikuti pakta serupa dengan Tiongkok dan Korea Utara.
Ketiga negara tersebut merupakan musuh Amerika Serikat. Dan Rusia telah menggunakan hubungannya dengan mereka untuk membantu mengurangi dampak sanksi Barat dan meningkatkan upaya perangnya di Ukraina.
Melansir Reuters, berikut adalah beberapa poin utama dari perjanjian tersebut.
KERJASAMA "TANPA BATAS" RUSIA-CHINA, 2022
Presiden Vladimir Putin dan Xi Jinping bertemu di Beijing pada tanggal 4 Februari 2022 dan mengumumkan kemitraan strategis yang mereka katakan ditujukan untuk melawan pengaruh Amerika Serikat dan tidak akan memiliki area kerja sama yang 'terlarang'.
Kemitraan tersebut ditandatangani 20 hari sebelum Putin melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina.
Moskow dan Beijing mengatakan hubungan mereka lebih unggul daripada aliansi era Perang Dingin mana pun.
Baca Juga: Uni Eropa Kenakan Tarif Antidumping pada Pemanis Erythritol Tiongkok
Selain itu, mereka akan bekerja sama di berbagai bidang termasuk luar angkasa, perubahan iklim, kecerdasan buatan, dan pengendalian internet.
Mereka tidak mendeklarasikan aliansi militer formal, tetapi telah mengadakan latihan gabungan tingkat tinggi dalam tiga tahun terakhir.
Selain itu, Putin menggambarkan Tiongkok sebagai sekutu.
Perdagangan bilateral, dalam dolar, mencapai US$ 244,8 miliar pada tahun 2024, naik dari US$ 146,9 miliar pada tahun 2021. Dan Tiongkok merupakan pembeli utama minyak Rusia.
AS menuduh Tiongkok membantu mendukung upaya perang Rusia di Ukraina dengan menyediakan komponen yang digunakan dalam produksi senjata, seperti mikroelektronika, yang tidak dapat lagi diperolehnya dari Barat karena sanksi.
Baca Juga: Taiwan Siap Kerahkan Angkatan Laut Terkait Aktivitas Mencurigakan di Kabel Bawah Laut